Qadha dan Qadar

871

Oleh: Dea Guru H. Ahmad Nahid, M.Pd (Wakil Pengasuh dan Direktur Pendidikan dan Pengajaran Pesantren Modern Internasional Dea Malela Sumbawa Indonesia)

Qadha yaitu ketetapan Allah SWT sejak zaman azali (zaman dahulu sebelum diciptakan alam semesta) sesuai dengan kehendak-Nya tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan mahluknya.

Qadar yaitu Perwujudan dari qadha atau ketetapan Allah SWT dalam kadar tertentu sesuai dengan kehendak-Nya. Qadarnya Allah ini juga biasa disebut dengan istilah takdir.

Hubungan antara qadha dan Qadar yaitu hubungan yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan satu kesatuan. Mengapa? Karena qadha diibaratkan “rencana”, sedangkan Qadar sebagai “perwujudan atau kenyataan” yang terjadi.

BACA JUGA: Lisan Salim

Jadi, apa itu beriman kepada qadha dan Qadar? Iman kepada qadha dan Qadar yaitu percaya dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menentukan segala sesuatu yang akan terjadi pada mahluknya.

Setiap manusia, telah diciptakan dengan ketentuan-ketentuan dan telah di atur nasibnya sejak zaman azali. Meski ada takdir Allah SWT, bukan berarti kita sebagai manusia bermalas-malasan menunggu nasib tanpa berusaha atau berikhtiar. Karena sebuah keberhasilan tidak akan tercapai tanpa adanya usaha.

Tentang hakikat Qadha dan Qadar, para ulama memiliki perbedaan pendapat. Sebagian ulama mengartikan sama, dan sebagian ulama yang lain memberikan arti yang berbeda.

BACA JUGA: Din Salim

Qadar kerap diartikan sebagai “ilmu Allah Swt. tentang apa yang akan terjadi pada makhluk di masa mendatang.” Sedangkan Qadha adalah “segala sesuatu yang Allah Swt. wujudkan (adakan atau berlakukan) sesuai dengan ilmu dan kehendak-Nya.”

Sebagian ulama yang lain justru menerapkan definisi di atas secara terbalik, yakni definisi Qadha dan Qadar ditukar.

Pendapat yang menyamakan Qadha dan Qadar memberikan definisi bahwa aturan baku yang diberlakukan oleh Allah Swt. terhadap alam adalah undang-undang yang bersifat umum dan merupakan hukum-hukum yang mengikat sebab dan akibat.

BACA JUGA: Jismun Salim

Pengertian tersebut diilhami oleh beberapa ayat Al-Quran, seperti firman Allah Swt. dalam Al-Quran Surat Ar-Ra’d Ayat 8 sebaga berikut:

 ٱللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَحْمِلُ كُلُّ أُنثَىٰ وَمَا تَغِيضُ ٱلْأَرْحَامُ وَمَا تَزْدَادُ ۖ وَكُلُّ شَىْءٍ عِندَهُۥ بِمِقْدَارٍ

“Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, dan kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah. Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya.”

Pengertian tersebut menjelaskan bahwa Qadha menurut bahasa berarti menentukan atau memutuskan, sedangkan menurut istilah berarti segala ketentuan Allah Swt. sejak zaman azali. Sementara itu, pengertian Qadar menurut bahasa adalah memberi kadar, aturan, atau ketentuan.

BACA JUGA: Qolbun Saliim

Menurut istilah, Qadar berarti ketetapan Allah Swt. terhadap seluruh makhluk-Nya tentang segala sesuatu. Hal tersebut sebagaimana firman Allah Swt. dalam Quran Surat Al-Furqan Ayat 2 sebagai berikut:

 ٱلَّذِى لَهُۥ مُلْكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ شَرِيكٌ فِى ٱلْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَىْءٍ فَقَدَّرَهُۥ تَقْدِيرًا

“Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.”

Iman kepada Qadha dan Qadar berarti percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt. sudah menentukan segala sesuatu bagi makhluk-Nya. Iman kepada Qadha dan Qadar memiliki arti mengimani adanya ilmu Allah Swt. yang qadīm dan mengimani adanya kehendak Allah Swt. yang berlaku serta kekuasaan-Nya yang menyeluruh.

BACA JUGA: Idul Adha

Setiap Muslim wajib mengimani Qadha dan Qadar Allah Swt., yang baik ataupun yang buruk. Hal ini tercantum dalam firman Allah Swt., Al-Quran Surat Al-Hajj (22) Ayat 70 sebagai berikut:

 أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ ٱللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِى ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ ۗ إِنَّ ذَٰلِكَ فِى كِتَٰبٍ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٌ

“Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah.”

Al-Quran Surat Al-Hadid (57) Ayat 22:

 مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فِىٓ أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِى كِتَٰبٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَآ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٌ

“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.”

BACA JUGA: Tarekat

Iman kepada Qadha dan Qadar meliputi empat prinsip, sebagai berikut: pertama, iman kepada ilmu Allah Swt. yang Qadīm (tidak berpermulaan), dan Dia mengetahui perbuatan manusia sebelum mereka melakukannya. Kedua, iman bahwa semua Qadar Allah Swt. telah tertulis di Lauh Mahfuzh.

Ketiga, iman kepada adanya kehendak Allah Swt. yang berlaku dan kekuasaan-Nya yang bersifat menyeluruh; dan keempat, iman bahwa Allah Swt. adalah zat yang mewujudkan makhluk. Allah Swt. sebagai Sang Pencipta dan yang lain adalah makhluk.

Sumber: (www.bincangsyariah.or.id, www. sumber.belajar.kemdikbud.go.id, www.wikipedia.com, www.tirto.com, www.republika.com, www.islam.or.id)

Wallahu a’lam bish shawab.

Mari istiqamah dalam beribadah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here