Putin, Erdogan dan Rouhani Bahas Krisis Suriah

1131
Rouhani, Putin dan Erdogan (Photo: Al-Jazeera)

Ankara, Muslim Obsession – Para pemimpin Rusia, Turki, dan Iran berkumpul untuk membahas krisis Suriah di Ankara. Putin, Erdogan, dan Rouhani, ketiganya mengadakan pembicaraan untuk mengakhiri konflik di tengah-tengah perkembangan pesat di lapangan.

Dilansir Al-Jazeera, Turki akan menjadi tuan rumah pertemuan trilateral tentang krisis Suriah antara presiden Turki, Rusia dan Iran pada Rabu (4/4/2018) waktu setempat.

Di tengah perkembangan signifikan yang terjadi di lapangan dalam perang sipil tujuh tahun itu, Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di Ankara pada Selasa (3/4/2018), diikuti oleh Presiden Iran Hassan Rouhani di malam harinya.

Para pemimpin tersebut bertemu untuk kedua kalinya sejak November untuk membahas situasi Suriah. Di mana, Iran dan Rusia, mendukung pemerintah Suriah dalam situasi krisis, dan Turki, yang mendukung oposisi moderat, telah melakukan kerja sama yang erat melalui serangkaian pembicaraan yang ditujukan untuk mencari solusi bagi konflik Suriah sejak tahun lalu.

Berbagai “zona de-eskalasi” disepakati di antara tiga kekuatan di Suriah sebagai hasil dari beberapa putaran pembicaraan sepanjang tahun 2017. Pembicaraan sebelumnya terjadi di kota Rusia, Sochi dan Astana, ibu kota Kazakhstan.

Secara terpisah, hubungan Turki-Rusia sudah semakin baik. Kedua belah pihak menutup kesepakatan pada Desember 2017 bagi Ankara, untuk membeli sistem pertahanan rudal udara S-400. Meskipun NATO mengkhawatirkan Rusia telah membangun pembangkit listrik tenaga nuklir pertama Turki.

Menurut Mensur Akgun, pemimpin Departemen Hubungan Internasional di Universitas Kultur di Istanbul, ketiga negara secara bertahap menjadi lebih dekat atas isu Suriah sebagai akibat dari keinginan mereka untuk menyelesaikan krisis.

“Karena para aktor berpengaruh di Suriah, tidak satu pun dari ketiga negara itu yang tertarik dengan kelanjutan krisis dan kehadiran dan pengaruh AS di negara yang dilanda perang itu,” kata Akgun.

Ia menilai, mereka mencoba mencari jalan keluar meskipun ada perbedaan di antara mereka. Sekaligus tetap menjaga integritas wilayah negara saat melakukan itu.

Tewfik Shuman, seorang analis politik Lebanon, mengatakan bahwa upaya-upaya baru untuk menyelesaikan krisis Suriah harus mempertimbangkan realitas baru di lapangan.

Perebutan wilayah pinggiran Damaskus akan menandai perkembangan besar dalam upaya Presiden Bashar Al-Assad merebut kembali wilayah yang hilang dalam perang sipil tujuh tahun.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengutuk krisis kemanusiaan yang terjadi di Ghouta Timur sebagai akibat dari pengepungan yang diberlakukan oleh pemerintah Assad yang didukung Iran dan Rusia di Ghouta Timur. (Vina)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here