Puisi Menyentuh Anwar Abbas untuk Almarhum Yunahar Ilyas

1163

Jakarta, Muslim Obsession – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anwar Abbas mengenang kepergian sosok Yunahar Ilyas yang berpulang ke rahmatullah, Kamis malam (2/1/2020).

Anwar yang juga Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) turut merasa kehilangan atas kepergian Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Yunahar Ilyas.

Ia pun menulis untaian kata indah dan menyentuh yang menceritakan tentang sosok Yunahar dalam puisinya berjudul ‘Yunahar Ilyas adikku’.

Kini engkau telah pergi

Tidak akan pernah ada lagi kata-kata bernas bernada nasihat penuh hikmah yang akan bisa kudengar dari dirimu.

Engkau adalah ulama yang sangat dalam pengetahuan agamanya. Karena itu, kami di Muhammadiyah biasa memanggilmu dengan Buya Yunahar. Panggilan itu menunjukkan engkau merupakan ulama besar yang dimiliki Muhammadiyah.

Buya Yunahar termasuk ulama yang sangat bijak yang sering bisa melihat celah di saat banyak orang sudah mengalami rasa buntu.

Buya Yunahar adalah ulama yang sangat mumpuni. Penguasaan bidang agama dan kitab-kitab klasik, terutama tafsir dan hadits sungguh luar biasa.

Ceramah Buya Yunahar juga selalu segar dan menyegarkan. Acapkali dalam ceramahnya juga diselingi humor yang intelek, tidak seronok. Sangat jarang ada ulama Muhammadiyah yang ceramahnya mendalam dan segar dengan humor-humornya.

Jamaah Buya Yunahar sangat banyak dan telah sering memperoleh siraman ilmu agama yang mencerahkan.

Di mataku, Buya Yunahar adalah orang yang beruntung karena sewaktu hidup telah menabur ilmu yang bermanfaat.

Saya turut mendoakan mudah-mudahan semua itu nanti akan menjadi penolongmu dalam menghadap Allah SWT di alam akhirat sana.

Engkau adalah orang baik. Mungkin saja ada salahmu. Tetapi saya yakin semua orang akan memaafkanmu. Karena engkau ulama yang tegas, lurus dan tulus sehingga kami tidak pernah merasa kecewa terhadap dirimu.

Buya Yunahar adalah ulama besar. Tidak ada keraguan sedikitpun terhadap status keulamaannya, kealimannya dan kebagusan akhlaknya.

Kepergian Buya Yunahar ke haribaan ilahi rabbi merupakan kehilangan besar bagi Muhammadiyah. Karena belum tentu dalam siklus 30 tahunan, Muhammadiyah mampu melahirkan ulama sekaliber dia.

Selamat jalan adikku, engkau telah pergi terlebih dahulu dan aku pasti akan menyusulmu.

Aku berdoa semoga kita bisa lagi bertemu dalam naungan dan ridha-Nya di surga-Nya yang menjadi cita dan harapan kita semua. Amin.

Bandara Soekarno Hatta, 3 Januari 2020. Pukul 5.05 pagi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here