Puisi Gus Mus Melawan Orde Baru

1748

Mengutip Historia, Selasa (23/10/2018) karya puisi Gus Mus disebut lugas, sangat telanjang, berbicara apa adanya sesuai realitas politik dan sosial dan bahkan keagamaan yang ada di Indonesia. Orang dapat memahami secara mudah, ke mana arah tujuan puisi Gus Mus dibidikkan.

Di dalam puisi itu Gus Mus mengkritik banyak hal yang dilematis bagi masyarakat menghadapi tuntutan penguasa yang represif saat itu berikut carut marut kehidupan sosial di masyarakat yang saling ingin menang sendiri.

Tidak hanya penguasa, yang awam hingga rakyat, semua mempunyai perilaku yang mirip: feodalistik, suka memerintah, suka menekan dan seterusnya. Namun untuk membaca puisi Gus Mus tidak cukup dengan akal, tapi juga hati yang jernih sehingga pesan yanh disampaikan bisa mengena.

“Warisan watak kolonial yang hingga sekarang sulit dihapus pada sebagian anak bangsa ini adalah sifat feodalis, karakter menjajah dan politik belah bambu antar anak bangsa untuk kepentingan pribadi atau kelompok,” tulis Abu Asma Anshari, dkk., dalam Ngetan-Ngulon Ketemu Gus Mus: Refleksi 61 Tahun K.H. A. Mustofa Bisri.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here