Presiden Prancis Aneh! Bela Kartun Nabi Muhammad, Tapi Marah Dikartunkan sebagai Hitler

752
Presiden Prancis Emmanuel Macron. (Foto: Reuters)

Muslim Obsession – Presiden Prancis Emmanuel Macron bersikap ironis dan aneh! Ia marah dan menggugat pemilik bisnis billboard setelah dirinya dikartunkan sebagai diktator Nazi Adolf Hitler.

Sebelumnya, Macron membela habis-habisan media Prancis yang menerbitkan kartun Nabi Muhammad . Ia berdalih, kartun Nabi Muhammad bagian dari kebebasan berekspresi.

Menukil Reuters, Sabtu (31/7/2021), Michel-Ange Flori, pemilik bisnis periklanan jalanan Prancis, memutuskan untuk menggunakan beberapa billboard-nya untuk apa yang disebutnya sebagai latihan sindiran politik; mem-posting gambar yang menunjukkan Presiden Emmanuel Macron berpakaian seperti Adolf Hitler.

Pengacara pribadi Macron dan partainya kini telah mengajukan gugatan hukum yang menuduh bahwa penggambaran itu adalah penghinaan publik. Flori mengatakan dia telah dihubungi oleh polisi yang bertindak atas pengaduan tersebut.

BACA JUGA: 28 Lembaga Islam Eropa Tulis Surat Terbuka untuk Presiden Macron

Peristiwa ini sontak menjadi diskursus, dimana Prancis menarik garis antara kebebasan berekspresi dan bersikap ofensif.

Kasus bermula ketika majalah satire Charlie Hebdo menerbitkan karikatur Nabi Muhammad pada tahun 2006, yang dipandang sebagian besar Muslim sebagai penistaan. Negara Prancis membela hak majalah itu untuk menerbitkannya.

“Kami tidak akan menyerah pada kartun dan gambar, bahkan jika yang lain mundur,” kata Macron pada 21 Oktober tahun lalu dalam pidatonya untuk menghormati guru sekolah Samuel Paty, yang dipenggal oleh seorang remaja Chechnya yang ingin membalas penggunaan kartun Nabi Muhammad oleh Paty di kelas tentang kebebasan berekspresi.

Flori memasang papan reklame Macron sebagai tanggapan terhadap undang-undang yang diadopsi oleh Parlemen bulan ini yang melarang orang-orang dari beberapa tempat umum kecuali mereka sepenuhnya divaksinasi terhadap COVID-19 atau dapat menunjukkan tes negatif terbaru.

BACA JUGA: Beri Pesan ke Macron, SBY: Sekali Lagi Hentikan Pembuatan Kartun Nabi

Beberapa penentang Macron mengatakan aturan itu menginjak-injak kebebasan sipil dan menuduh presiden bertindak seperti diktator. Sedangkan pemerintah berpendapat bahwa perlu untuk mendorong tingkat vaksinasi yang lebih besar.

Flori, yang papan reklamenya dipasang di sekitar wilayah rumahnya di selatan Prancis, mengatakan konsensus di negaranya ada di pihak Charlie Hebdo.

“Tetapi ketika itu adalah masalah mengolok-olok presiden dengan menggambarkannya sebagai seorang diktator, kemudian itu menjadi penistaan, maka itu tidak dapat diterima,” katanya dalam sebuah wawancara dengan Reuters, yang dilansir Sabtu (31/7/2021).

BACA JUGA: Macron: Yang Kita Perangi Separatisme Islam, Bukan Agama Islam

Jean Ennochi, pengacara Macron, mengatakan gugatan hukum diajukan untuk Macron dalam kapasitas pribadi. “Karena sifat ofensif dari perbandingan Presiden Republik dengan Adolf Hitler,” katanya.

Seorang perwakilan dari partainya Macron mengatakan telah mengajukan pengaduan terpisah yang menuduh penghinaan dan hasutan kebencian atas pemasangan papan reklame tersebut.

Pemerintahan Macron menolak berkomentar.

“Saya sama sekali tidak menyangka. Presiden akan mengadukan seorang warga negara Prancis,” kata Flori.

“Saya karikatur,” katanya. “Orang mungkin suka atau tidak suka, tapi semuanya sama saja, karikatur akan tetap karikatur,” tandasnya. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here