Pesan PBNU Demo Saat Puasa: Harus Bisa Tahan Emosi dan Amarah

486
Sejumlah mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa di kawasan patung kuda Jakarta, Selasa (20/10/2020)

Jakarta, Muslim Obsession – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tidak mempersoalkan niatan para mahasiswa untuk melakukan demo besar-besaran pada 11April besok.

Namun berhubung aksi massa itu bertepatan pada bulan puasa Ramadhan, PBNU memberi pesan hendaknya para demonstran bisa tahan emosi dam amarah.

Ketua Tanfidzyah PBNU, Ahmad Fahrur Rozi mengatakan hawa nafsu, amarah, dan emosi bisa mengakibatkan puasa tidak sempurna. Ia mengajak semua pihak agar menghormati kemuliaan dan kedamaian bulan suci Ramadan.

“Tentang rencana demo 11 April mengajak semua pihak…menahan hawa nafsu serta menahan emosi dan amarah yang bisa membuat puasa menjadi tidak sempurna,” kata Fahrur dalam keterangan tertulisnya, Ahad (10/4).

Fahrur kemudian mengutip sebuah hadis Nabi Muhammad SAW yang melarang berkata kotor dan berbuat gaduh saat menjalankan puasa.

Dalam hadis itu Nabi Muhammad juga meminta agar seseorang yang dimarahi mengatakan bahwa ia sedang berpuasa.

“Jika seseorang di antara kamu berpuasa, maka janganlah berkata kotor pada hari itu, dan janganlah berbuat gaduh,” bunyi hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim itu.

Fahrur juga mengingatkan bahwa puasa demonstrasi bukan merupakan salah satu hal yang membuat seseorang boleh membatalkan puasa.

Ia juga mengingatkan agar tuntutan dan aspirasi kepada pemerintah disampaikan dengan tertutup, santun, dan langsung tertuju pada kebijakan yang dimaksud.

“Hendaknya usulan dan tuntutan kepada pemerintah disampaikan secara baik dan santun, disampaikan secara tertutup,” ujar Fahrur.

Terkait hal ini, Fahrur juga mengutip hadis Nabi yang menyarankan agar nasehat ke pemerintah tidak disampaikan secara terbuka.

Ia lantas menjaga semua pihak menjaga ketentraman dan ketertiban di bulan Ramadan.

“Barang siapa yang hendak menasehati pemerintah, maka jangan disampaikan secara terbuka,” kata Fahrur mengutip hadis tersebut.

Sebelumnya, BEM SI menyatakan akan menggelar unjuk rasa di Istana Negara pada 11 April guna menolak perpanjangan masa jabatan presiden atau penundaan pemilu.

Aksi itu dilakukan lantaran BEM SI belum puas meski Presiden Joko Widodo telah memerintahkan para menterinya berhenti bicara perpanjangan masa jabatan dan penundaan pemilu.

“Kita akan tetap gelar aksi pada tanggal 11 April 2022,” ujar Koordinator Pusat BEM SI, Kaharuddin HSN DM saat dihubungi, Kamis (7/4). (Albar)

BAGIKAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here