Perbedaan Hari Raya Idul Adha, MUI: Tak Perlu Dipermasalahkan

790
Kemenag Sidang Isbat Tentukan Idul Adha 1439 H (Foto: Kemenag)

Jakarta, Muslim Obsession – Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengatakan perbedaan hari raya Islam adalah hal biasa sehingga tidak perlu terlalu dipermaslahkan.

Hal itu menyusul Hari Raya Idul Adha di Arab Saudi jatuh pada hari ini, Selasa (21/8/2018). Sejumlah wilayah Indonesia pun ikut merayakan Idul Adha hari ini, meski pemerintah telah menetapkan Idul Adha 1439 Hijriah jatuh esok hari.

Ketua MUI Bidang Pendidikan dan Kaderisasi Abdullah Jaidi menjelaskan perbedaan hari raya ini terjadi karena perbedaan matla’ atau wilayah hukum yang menyebabkan perbedaan posisi hilal.

Dijelaskan Jaidi bahwa tinggi hilal di Arab Saudi pada akhir Dzulqa’dah 1439 H melebihi 2 derajat sehingga hilal sudah bisa diamati. Sementara di Indonesia, hilal masih berada di bawah ufuk dan tidak terlihat.

“Manakala tidak ada satu orang pun yang melihat hilal, berdasarkan Fatwa MUI, maka bulan Dzulqa’dah digenapkan 30 hari sehingga 1 dzulhijjah berada pada Senin, 13 Agustus 2018,” kata Jaidi, di Jakarta, Selasa, (21/8/2018).

“Jadi ada perbedaan matla’. Ini masalah klasik dalam penentuan tanggal 1 Dzulhijah,” tambahnya.

Mengenai wukuf Arafah yang digelar kemarin, Jaidi menjelaskan bahwa wukuf terkait dengan sah tidaknya ibadah haji. Wukuf di Arafah menurutnya lebih terkait tempat dan bukan masalah waktu. Sementara puasa sunah hari Arafah dilaksanakan setiap tanggal 9 Dzulhijjah sesuai dengan penetapan pemerintah setempat.

Atas dasar itu Jaidi pun mengimbau umat Islam Indonesia yang ingin melaksanakan puasa Arafah hari ini tetap diperbolehkan mengingat pemerintah menetapkan Idul Adha pada Rabu (22/8/2018).

Jaidi juga mengajak masyarakat tetap menghargai beberapa umat Islam di Indonesia yang melaksanakan salat Idul Adha hari ini dengan rujukan waktu pelaksanaan wukuf arafah kemarin. (Bal)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here