Penting Dibaca! Bahaya Sombong dan Tips Mengatasinya

1176
Ilustrasi: Sombong.

Muslim Obsession – Meski diberikan banyak kelebihan, setiap manusia tak berhak memiliki sifat sombong. Begitu juga makhluk Allah lainnya. Karena kesombongan hanya pantas bagi Sang Maha Perkasa, Allah ‘Azza wa Jalla.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Keperkasaan adalah sarang-Ku dan kesombongan merupakan selendang-Ku. Barangsiapa merebutnya dari-Ku maka Aku akan menyiksanya,” (HR. Muslim).

Kesombongan hanya akan membawa seseorang pada kehancuran. Tidak hanya di akhirat, manusia yang sombong akan mendapatkan balasannya langsung di dunia. Bukankah orang-orang yang sombong cenderung dijauhi dan dibenci?

Ingatlah, sombong merupakan ciri unik para penduduk neraka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Maukah kalian aku beri tahu tentang penduduk neraka? Mereka semua adalah orang-orang kasar, rakus, dan sombong,” (HR. Bukhari dan Muslim dari Haritsah bin Wahb Al Khuzai’i)

Dalam hadits lainnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan ciri-ciri sifat sombong.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain,” (HR. Muslim no. 91).

Seorang mukmin sudah seharusnya membenamkan sifat sombong dan angkuh. Kita harus merendahkan hati agar tak dibenci Allah Yang Mahasuci.

Untuk mengatasi kesombongan dan keangkuhan, Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali menyampaikan enam nasihat.

1. Jika berjumpa dengan anak-anak, anggaplah bahwa anak-anak tersebut lebih mulia daripada kita karena mereka belum banyak melakukan dosa;

2. Apabila bertemu dengan orang tua, anggaplah ia lebih mulia daripada kita karena dia sudah lama beribadah;

3. Jika berjumpa dengan orang alim, anggaplah dia lebih mulia daripada kita karena mereka telah mempelajari dan mengetahui banyak ilmu;

4. Jika melihat orang bodoh, anggaplah mereka lebih mulia daripada kita karena mereka melakukan dosa dalam kebodohan, sedangkan kita melakukan dosa dalam keadaan mengetahui;

5. Apabila melihat orang jahat, jangan anggap kita lebih mulia karena mungkin suatu hari nanti dia akan bertobat atas kesalahannya;

6. Apabila bertemu dengan orang kafir, katakan di dalam hati bahwa mungkin suatu hari nanti mereka akan mendapatkan hidayah dan memeluk Islam sehingga segala dosa mereka akan diampuni oleh Allah.

Nasihat Imam al-Ghazali mengajarkan kita agar rendah hati dan tidak merasa lebih baik daripada orang lain. Orang mukmin adalah mereka yang selalu rendah hati dan menghargai manusia lainnya.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan,” (QS. Al-Furqan: 63).

Wallahu A’lam bish Shawab

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here