Keenam, TAWADHU’. Firman Allah Swt, “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman [31]: 18).
Keberhasilan pendidikan tauhid tampak pada dimensi akhlak yakni tawadhu’ (rendah hati). Sungguh bahagia orangtua yang berhasil mendidik anak-anak mereka menjadi sosok yang santun.
Meski ia memiliki banyak kelebihan, baik harta, ilmu, kedudukan, dan status sosial lainnya, tapi ia tak pernah memalingkan wajah dari orang-orang nestapa dan berjalan dengan pongah.
Ketujuh, SEDERHANA. Firman Allah Swt, “Dan sederhanalah kamu dalam berjalan,” (QS. Luqman [31]: 19). Berjalan atau melangkah adalah simbol kepribadian seseorang. Nabi Muhammad Saw berjalan dengan tegap, gagah, dan berwibawa serta tidak tergopoh-gopoh.
Cara dan sikap berjalan merupakan gambaran kewibawaan. Karena itu, langkah pun harus diajarkan kepada anak-anak agar tidak berlebihan, tidak terlalu santai dan juga tidak terlalu cepat. Langkah adalah gambaran kehidupan seseorang.