Pendapat Gus Baha Soal Adzan ‘Hayya Alal Jihad’

751
Gus Baha. (Foto: Santri Gayeng)

Jakarta, Muslim Obsession – Seruan jihad yang diselipkan pada suara adzan belakangan menjadi viral. Kelompok orang ini melantunkan adzan dengan menambahkan bacaan ‘hayya alal jihad’. Seolah mereka sudah sangat siap untuk berjihad. Meski belum jelas jihad apa yang akan dilakukan.

Menanggapi hal itu, KH Bahauddin Nursalim atau yang dikenal dengan Gus Baha menuturkan, seruan jihad itu harus sesuai dengan konteks.

Seperti halnya ketika dulu bangsa Indonesia tergerak untuk berjihad saat dijajah oleh Belanda..Apalagi dikuatkan dengan fatwa Resolusi Jihad yang dikeluarkan KH Hasyim Asy’ari sebagai ulama yang berpengaruh dan disegani.

“Semua itu kan muqtadhal hal (مقتضى الحال) yakni sesuai dengan konteksnya. Kalau dalam keadaan damai, orang juga tidak suka jihad,” tutur Gus Baha saat menjawab pertanyaan seorang jamaah dalam sebuah majelis pengajian di Pondok Pesantren LP3IA, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, disiarkan melalui saluran Youtube Official LP3IA.

Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini mengaku pernah membaca di beberapa literatur klasik yang berisi kewajiban jihad. Hal itu penting sebagai tuntunan umat Islam dalam berjihad. Karena bila tidak ada referensi dari kitab tersebut, umat Islam tentu bingung saat ada kewajiban berjihad melawan Belanda dan Jepang.

“Hukum itu berdasarkan muqtadhal hal (konteks). Maka hukum itu jadi gugur ketika muqtadhal hal itu tidak ada. Di mana-mana jihad itu ada konteksnya,” terangnya.

Tetapi di luar konteks jihad, Gus Baha mengimbau umat Islam agar berpegang teguh pada sikap saling mencintai, melengkapi, menghormati, dan saling berdoa ‘Allahummahdina fiman hadait’ (Ya Allah tunjukkanlah padaku sebagaimana pada mereka yang telah Engkau beri petunjuk).

“Saya mohon, agama ini datang tidak suka adu-adu (pertikaian, red). Jadi yang tukang adu-adu harus tobat karena ancamannya berat. Termasuk contoh adu-adu, menyampaikan perkataan ini untuk membenturkan ini dan ini. Sudahlah, kamu dan kita semua membayangkan ketemu Allah berani tanggung jawab apa tidak?” pinta Gus Baha.

Pengasuh Pesantren LP3IA Rembang itu mencontohkan guru-gurunya seperti KH Maimoen Zubair dan ayahandanya KH Nursalim yang selalu berdoa ‘allahumma allif baina qulubina wa ashlih dzaata bainina’ dengan harapan agar hubungan selalu di antara sesama baik-baik saja.

“Jadi, kalau ingin Indonesia damai, semua wali, yang bukan wali, apalagi menjabat, harus berdoa. Yang bisa mendamaikan hanyalah kehendak Allah, kita tidak bisa, karena itu sudah sunnatullah,” harapnya.

“Saya mohon sekali, kita sering berdoa, kita disatukan oleh Indonesia, semuanya anak Indonesia harus kita hormati. Kita ingin Indonesia baik dan lebih baik. Karena PR kita ini banyak sekali, jangan habiskan hal-hal begitu. Ini bukan jawaban saya, tapi jawaban nurani seluruh Indonesia dan bangsa dunia,” pungkas Gus Baha. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here