Pencak Silat Warisan Mataram yang Mendunia

2796

Dilirik TNI dan Mendunia

Selain dilirik dunia kesehatan, utamanya untuk penyandang tunanetra, keilmuan MP ditaksir TNI dan Polri.

“Sekitar tahun 1973 Mas Poeng dan Mas Budi diminta melatih di TNI AU Yogyakarta. Selain untuk diteliti, keilmuan MP dianggap jadi beladiri yang bisa meningkatkan stamina dan fisik para anggota TNI AU. Setelah itu di tahun yang sama datang surat dari Pak Tjokropranolo (Brigjen Tjokropranolo) dari Kemenhan, MP diminta ikut melatih Paspampres (Pasukan Pengamanan Presiden,” sambung Hemi.

Sejak itu, sepasang guru besar MP itu “hijrah” ke Jakarta. Selain kian menyebarkan MP di ibukota dan sekitarnya, keduanya juga diminta melatih MP untuk beladiri Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha) TNI AD (kini Kopassus) sejak 1977 dan Brimob Polri pada 1980-an.

“Sampai sekarang kita punya 122 cabang dari Aceh sampai Papua, ditambah sembilan cabang di berbagai benua di muka bumi: Amerika Serikat, Belanda, Spanyol, Kaledonia Baru, Jepang, Australia, Filipina, Malaysia, dan terbaru di Thailand. Dulu Mas Budi dan Poeng selalu berpesan, kalau punya ilmu jangan pelit. Ilmu ini untuk kemanusiaan, akhirnya memang MP boleh dibuka di luar negeri,” ujar Hemi.

Cabang MP pertama di mancanegara bukan di Malaysia atau Filipina, melainkan Amerika (MP USA).

“Cabangnya ada di Utah. Mereka yang datang langsung ke Indonesia akhir 1990-an, katanya tahu MP dari internet. Mereka ini dua bersaudara: Nate dan Mike Zeleznick. Mereka berdua ahli karate tapi tertarik sama MP karena concern sama ilmu getarannya yang bisa diaplikasikan untuk kemanusiaan (penyandang disabilitas). Baru kemudian menyebar ke negara-negara lain dan terbaru pada 2016 di Yala, Thailand,” tandas Hemi. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here