Pemulung Akbar, Menahan Lapar dengan Membaca Al-Quran

556
Seorang pemulung cilik membaca Al-Quran di sela-sela aktivitasnya mengais barang-barang bekas. (Foto: istimewa)

Jakarta, Muslim Obsession – Seorang bocah pemulung yang viral di media-media sosial karena fotonya sedang membaca Al-Quran mendapat perhatian banyak orang. Banyak cerita menarik yang menyelimuti kehidupannya.

Usut punya usut, Akbar sejak kecil sudah dibekali dengan ilmu agama oleh keluarganya. Membaca Al-Quran sudah menjadi rutinitas tersendiri baginya.

Saat mulai pergi ke Bandung untuk bekerja, kakek dan neneknya memberi syarat yang mau tak mau harus diikutinya. Syarat itu adalah tidak boleh lepas dari Salat dan harus selalu membaca Al-Quran.

Karena itulah, Akbar mengakui nasihat agar selalu shalat dan membaca Al-Quran tetap ia pegang kuat-kuat meski berada dan hidup di jalanan. Apalagi, kata Akbar, dirinya bisa merasa kenyang ketika kelaparan kalau membaca Al-Quran.

“Kalau di jalanan tidak punya uang kan lapar, saya mengaji Al-Quran saja, konsentrasi sampai rasa lapar hilang,” kata dia.

Dalam potret yang beredar, bocah itu duduk seorang diri di emperan bangunan. Tak jauh darinya, sekarung peralatan memulung diletakannya. Kala itu hujan tiba dan ia berteduh sembari membaca Al-Quran.

Tim Pesantren Al Hilal Bandung dengan sigap mencari dan menelusuri jejak bocah yang mendadak viral di media sosial ini.

Dalam keterangan di Facebooknya, Pesantren Al Hilal mengaku puas akhinya berhasil menemukan bocah berhati mulia yang diketahui bernama Akbar tersebut.

“Alhamdulillah akhirnya ketemu. Kemarin Pesantren Al Hilal mencari di Braga dan sekitarnya. Tidak ketemu. Ternyata dia sudah pindah jauh,” ungkapnya, Kamis (5/11/2020).

Pihaknya mengatakan, Akbar berhasil dijumpai di daerah Lembang, sekira 20 km dari titik awal pencarian yakni Jalan Braga, Bandung.

Menurut informasi yang beredar, Akbar berasal dari Garut, Jawa Barat. Di sana, ia tinggal bersama dengan kakek dan neneknya. Sebab, kedua orang tuanya telah lama bercerai.

Luar biasanya, Akbar berangkat ke Bandung dengan berjalan kaki. Jarak 50 km ditempuhnya semata-mata untuk mencari kerja.

Berhubung mencari kerja tengah menjadi hal yang sulit, akhirnya Akbar terpaksa menjadi pemulung guna menyambung hidup. Tanpa rumah, Akbar tinggal dari jalan ke jalan. Saat hujan datang, ia hanya bisa berteduh di emperan.

Pesantren Al Hilal membawa Akbar kembali ke rumahnya di Garut, Jawa Barat. Menurut mereka, pilihan untuk memulangkan Akbar sementara adalah keputusan yang tepat.

“Kami kembalikan Akbar ke keluarganya. Sudah dengan pertimbangan yang sangat matang. Dari semua aspek,” ungkapnya. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here