Pemerintah India Akan Modernisasi 40 Ribu Sekolah Islam Tradisional 

849
Anak-anak Muslim India membaca Al-Quran di sekolah agama Madrasatur-Rashaad di Hyderabad pada 19 Juni 2017, selama bulan suci Ramadhan. Muslim didorong untuk berdoa dan membaca Al-Quran selama bulan suci Islam. (Photo: Noah Seelam / AFP) 

India, Muslim Obsession – Kelompok-kelompok Muslim di India menyambut baik langkah pemerintah federal untuk memodernisasi sekolah-sekolah Islam tradisional. Sehingga, para siswa tidak hanya belajar ilmu agama, tapi juga ilmu pengetahuan umum.

Komisi Perlindungan Anak (NCPCR) di India telah merekomendasikan setidaknya 40.000 sekolah Islam tradisional, untuk menyediakan kurikulum yang lebih luas. Diperkirakan ada 3,5 juta anak belajar di sekolah tersebut.

“Subjek seperti sains modern, sejarah dan matematika harus diperkenalkan. Ada kebutuhan yang kuat untuk pengetahuan seperti itu,” ujar Mohammad Rajbalim, salah satu ulama di negara bagian Himachal Pradesh, India utara, mengatakan kepada ucanews.com, Rabu (21/3/2018).

Pada awal Maret lalu, NCPCR juga merekomendasikan sekolah-sekolah Muslim tradisional harus berada di bawah Undang-Undang Hak untuk Pendidikan. Hal ini untuk menegaskan kewajiban pemerintah memberikan pendidikan gratis dan wajib belajar untuk anak-anak sampai usia 14 tahun.

“Karena sejumlah besar anak-anak Muslim dicabut haknya atas pendidikan,” ujar Rajbalim.

Hal ini mengungkapkan keprihatinan atas rendahnya kualitas pendidikan yang ditawarkan di madrasah. Para ulama pun sepakat untuk membuat kurikulum baru yang bermanfaat bagi kehidupan modern seperti saat ini. Mereka juga menilai, kurikulum yang hanya berfokus pada membaca dan menghafal Al-Quran itu tidak cukup.

Rajbalim mengungkapkan bahwa para siswa yang belajar di sekolah Islam tradisional, merasa asing dengan kemajuan dan perkembangan masa kini. Karena mereka kurang memiliki pendidikan modern. Ia menekankan, anak-anak harus belajar tentang sains, seni dan mata pelajaran lain untuk bertahan hidup di dunia yang penuh persaingan saat ini.

Aabid Ahmad, seorang peneliti Studi Islam dari Universitas Kashmir meneliti bahwa sebagian besar dari 172 juta Muslim di India hidup sebagai minoritas agama, yang terbelakang dalam pendidikan sains. Keikutsertaan mereka dalam kegiatan ilmiah di negara tersebut sangat rendah.

“Situasi ini, jika dibiarkan berlanjut, pasti akan menghambat kemajuan masyarakat dan negara,” ujarnya.

Moulana Javaid Ahmad, seorang cendekiawan Islam yang menjalankan madrasah di Kashmir pusat, juga menuturkan bahwa ilmu pengetahuan modern, matematika, seni dan pendidikan komputer dasar dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum baru dengan efek yang amat positif.

“Subjek agama harus mendapat prioritas utama, namun pendidikan modern tidak bisa diabaikan. Masyarakat sipil Muslim harus segera mempertimbangkan untuk mengubah kurikulum yang diajarkan di kebanyakan madrasah,” ujar Javaid.

Di samping itu, Sayid Rasheed Ali, Ketua Dewan Wakaf Muslim Kerala, menyatakan bahwa proses perubahan madrasah tradisional menuju kurikulum modern telah dimulai di negara bagian selatan. Sehingga tingkat pendidikan umum di Kerala telah dianggap terbaik di India.

Madrasah diakui telah memberikan kontribusi penting bagi masyarakat. Menurut sensus yang diambil pada tahun 2011, 47 persen Muslim India tidak memiliki pendidikan formal, sementara 36,4 persen orang Hindu tidak berpendidikan. (Vina)

BAGIKAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here