Pasca Pemilu 2019, Muhammadiyah: Tetap Menjalin Kebersamaan

859
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir (Foto: Muhammadiyah)

Jakarta, Muslim Obsession – Muhammadiyah meminta kepada para kontestan Pemilu 2019 dan pendukungnya agar tidak membuat pernyataan spekulatif dan konfrontatif yang dapat menjadikan suasana pasca Pemilu menjadi tidak kondusif.

“Hasil perhitungan internal maupun dari luar hendaknya tidak dijadikan rujukan kemenangan, karena patokan resmi mengenai hasil Pemilu sepenuhnya berada dalam kewenangan KPU. Apabila terdapat masalah-maslaah dalam proses penghitungan hendaknya ditempuh melalui mekanisme perundang-undanganyang dijamin konstitusi,” ujar Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir dalam surat tertulis yang diterima Muslim Obsession, Kamis (18/4/2019).

Pemerintah dan aparat keamanan, lanjut Haedar, harus dapat menjaga situasi pasca Pemilu 2019 dengan sebaik-baiknya serta mengayomi seluruh warga dan komponen bangsa dengan berdiri tegak di atas kepentingan umum sebagaimana fungsi pemerintahan yang diberikan konstitusi. Tak lupa Haedar juga mengimbau kepada masyarakat untuk kembali melakukan aktivitas sesuai profesi dan tugas masing-masing dengan tetap menjaga kerukunan.

“Hampir satu tahun rakyat Indonesia terlibat dalam proses Pemilu 2019, karenanya diperlukan recovery atau pemulihan sekaligus kerja-kerja produktif untuk meraih kemajuan bagi masa depan Indonesia yang semakin banyak tantangan,” ungkapnya.

Tak hanya itu, Haedar juga menegaskan agar Persyarikatan Muhammadiyah menjadi teladan utama dalam menyikapi hasil-hasil Pemilu, dengan tetap menjaga khittah dan kepribadian serta berdiri di garda depan dalam membangun keutuhan dan kemajuan Indonesia.

“Muhammadiyah hendaknya tetap menjalin kebersamaan dan merajut persaudaraan serta kerjasama dengan semua elemen bangsa untuk terwujudnya Indonesia yang aman, rukun, damai, moderat, dan berkemajuan,” pesan Haedar.

Haedar juga mengajak seluruh elite bangsa untuk memberikan teladan yang baik dalam menciptakan ketenangan dan kedamaian di tubuh bangsa Indonesia pasca Pemilu. Oleh karena itu kepada para pemimpin dan masyarakat Muslim dihimbau untuk melakukan islah, memelihara ketertiban bersama, dan meningkatkan ukhuwah. Sebagai kekuatan mayoritas, persatuan umat Islam adalah faktor penting yang menentukan persatuan bangsa.

“Kepada semua elemen bangsa dari berbagai latarbelakang hendaknya mengutamakan persatuan nasional sebagai spirit kolektif berbangsa dan bernegara yang tidak terpengaruhi oleh polarisasi dan pilihan politik yang berbeda. Dalam kaitan ini Muhammadiyah memandang perlunya dilakukan rekonsiliasi nasional untuk tegaknya kedaulatan dan persatuan Indonesia,” pungkasnya. (Bal)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here