Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-92)

VII. Nabi Ilyas, Ilyasa, Yunus, Penghancuran Haikal Sulaiman (Masjidil Aqsha), Bani Israel Terjajah dan Diperbudak Lagi.

377
Lukisan Yoyakim menyerahkan tahta Yudea pada Nebukadnezar. (Sumber: Alkitab SABDA)

Dari kejauhan yang nampak adalah bukit yang indah yang diselingi oleh bangunan bangunan yang cantik. Jika malam hari nampak banyak sumber cahaya berkelip kelip menambah indahnyanya bukit buatan tersebut.

Kitab Yeremia 37 meriwayatkan, Zedekia melihat perkembangan angkatan perang Mesir yang semakin besar dan kuat dibawah raja Psammetichus II yang menggantikan ayahnya yaitu Necho II yang telah meninggal. Psammetichus II berhasil melakukan penaklukan di wilayah selatan Mesir yang sebelumnya tidak dilakukan oleh ayahnya.

Melihat hal itu, Zedekia meminta nasihat Yeremia tentang perkembangan di Mesir. Ternyata Nabi Yeremia memberikan nasihat diluar dugaan dari yang dipikirkan oleh Zedekia. Nabi Yeremia justru menyampaikan nubuwah bahwa tentara Mesir memang akan datang ke Yerusalem dan tentara Babilonia yang bertugas di Yerusaalem akan mundur ke negerinya. Tapi hal itu hanya sementara, karena tentara Babilonia akan datang kembali dengan kekuatan yang jauh lebih besar.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-87)

Zedekia tidak mengindahkan peringatan Nabi Yeremia, bahkan berkirim surat kepada Psammetichus II, yang isinya adalah jika Mesir berniat menyerang Babilonia, dirinya bersedia bergabung dengan Mesir. Surat tersebut mendorong Psammetichus II menggerakkan pasukannya dari wilayah Delta Nil, hingga kemudian memasuki wilayah Aram.

Melihat gerakan pasukan Mesir, pasukan Babilonia kemudian meninggalkan kota Yerusalem. Kondisi tersebut menumbuhkan keberanian Zedekia menghentikan pembayaran upeti ke Babilonia.

Nabi Yeremia datang lagi dan mengingatkan langkah berbahaya Zedekia dan menyampaikan lagi nubuwahnya bahwa Mesir akan pulang dengan kekalahan dan Yerusalem akan berubah menjadi neraka. Namun peringatannya tidak dihiraukan.

Nabi Yeremia karena menyampaikan nubuwahnya itu bahkan sempat ditangkap dan dipenjarakan oleh pejabat istana, namun diam diam raja Zedekia memerintahkan pesuruhnya untuk membebaskan Nabi Yeremia. Zedekia bahkan minta nasihat dan mau mendengarkan nubuwah Nabi Yeremia tanpa kemarahan.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-86)

Nubuwah Nabi Yeremia mulai menunjukkan kenyataannya. Nebukadnezar II mengirim pasukan yang lebih besar dan kuat untuk memerangi pasukan Mesir. Kedua pasukan tersebut bertemu di wilayah Aram. Peperangan segera berkobar, dan pasukan Mesir menderita kekalahan yang berat, memaksa Psammetichus II mundur dari wilayah Aram dan kembali ke Mesir.

Tidak lama kemudian terdengar berita Psammetichus II meninggal dan tahta Mesir diberikan kepada putranya yaitu Apries. Sedang pada saat itu Zedekhia telah menggerakkan pasukannya ke kota Azekah dan Lakhis untuk membendung serangan

Babilonia. Pesan pesan Zedekia kepada Apries tidak ditanggapi oleh raja baru Mesir yang tidak ingin berperang dengan Khaldea. Zedekia harus bersiap siap menerima serangan dari Babilonia.

Tentara Nebukadnezar kemudian menjatuhkan satu persatu benteng kota Azekah dan Lakhis, kemudian bergerak ke Yerusalem. Kitab 2 Raja Raja 25 dan Kitab Yeremia 39 : 1 meriwayatkan, pada tahun ke sembilan masa raja Zedekia, tentara Babilonia telah mengepung dan berkemah di luar tembok benteng kota Yerusalem yang kokoh. Pengepungan telah berjalan dua tahun, sehingga didalam tembok benteng akhirnya terjadi kelaparan.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-85)

Kitab 2 Tawarikh 36 : 17 – 21 dan Kitab Yeremia 39 : 2 mengkisahkan, ketika Zedekia berumur dua puluh satu tahun dengan masa pemerintahannya pada tahun ke sebelas, pada suatu malam tembok kota dekat taman istana Yerusalem yang memang mungkin merupakan tembok yang dipersiapkan untuk jalan melarikan diri di jebol dari dalam.

Zedekia, keluarga dan kerabat disertai puluhan tentaranya melarikan diri kearah Jerikho demgan tujuan akhirnya mungkin menyeberangi sungai kemudian ke lembah Yordan. Para imam dan pelayan peribadatan Bait Sulaiman juga melarikan diri dari Yerusalem.

Tidak lama kemudian, panglima pasukan Babilonia, Nebuzaradan memerintahkan pasukannya menghancurkan benteng kota Yerusalem. Setelah tembok benteng kota Yerusalem dapat dirobohkan, tantara Babilonia seperti air bah masuk kota tanpa ada yang menghalanginya.

Rumah-rumah di robohkan dan dibakar, istana kerajaan Yudea dirobohkan, dibakar dan diratakan dengan tanah. Demikian pula Bait EL Sulaiman dihancurkan, dirobohkan, dibakar dan diratakan dengan tanah.

BERSAMBUNG

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here