Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-8)

II. Nabi Ibrahim, Luth, Ismail, Ishaq.

450
Kompleks Piramida peninggalan peradaban Mesir kuno. Piramida sudah dibangun sebelum masa Nabi Ibrahim datang ke Mesir. (Foto: Kolelsi Agus Mualif Rohadi)

Hal itu untuk menunjukkan bahwa peradaban di Mesir jauh lebih maju dari peradaban bangsa bangsa di Asia. Para pengungsi hidup di pinggiran kota, dan karena jumlahnya sangat banyak menjadi seperti kota baru. Seperti biasanya, cara beribadah Nabi Ibrahim segera menjadi perhatian tersendiri karena berbeda dengan cara beribadah dengan kebanyakan suku dan bangsa Mesir maupun para pengungsi. Nabi Ibrahim juga melakukan dakwah, dan pengikutnya semakin banyak.

Sarah meskipun sudah beranjak tua masih kelihatan cantik. Pendakwah yang mulai kelihatan tua namun didampingi oleh wanita yang juga tua tetapi tetap cantik tentu segera menjadi daya tarik pembicaraan bagi banyak orang, bahkan akhirnya menjadi pembicaraan luas penduduk Mesir.

Akhtoy III akhirnya mendengar keunikan ajaran tauhid Nabi Ibrahim dan kecantikan Sarah, sehingga membuatnya tertarik untuk berkunjung ke kota pengungsi untuk melihat dakwah Ibrahim dan Sarah.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-5)

Al-Quran dan Kitab Kejadian menceritakan kisah yang hampir sama tentang kisah Nabi Ibrahim dan Sarah ketika di Mesir. Akhtoy III, ketika melihat Sarah, kemudian menyuruh pengawalnya untuk meminta Sarah kepada Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim melepaskan Sarah dengan dibekali doa agar dibacanya jika didekati oleh Fir’aun. Nabi Ibrahim juga berpesan agar Sarah mengakui bahwa dirinya dengan Ibrahim hanyalah bersaudara.

Nabi Ibrahim bertindak seperti itu sangat mungkin karena tidak ingin perihal Sarah menjadi penyebab keributan yang dapat membahayakan para pengikut ajaran tauhidnya dan membahayakan suku-suku pengungsi lainnya, sedang Sarah sangat percaya dengan tindakan Nabi Ibrahim.

Di istananya, Raja Fir’aun ini berkeinginan segera dapat melepas hasratnya dan kemudian mendekati Sarah. Ketika Wankare mendekatinya, Sarah kemudian berdoa. Saat itu pula Fir’aun berteriak kesakitan, badannya tidak bisa digerakkan karena kejang-kejang dengan rasa sakit yang luar biasa.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-4)

Raja Fir’aun minta agar Sarah berdoa untuk kesembuhannya. Namun ketika sembuh, perbuatan itu diulanginya dan kemudian mengalami kesakitan yang sama. Beberapa kali Wankare berusaha mendekati Sarah namun selalu mengalami kegagalan. Semua pendeta Dewa Ra yang dianggap hebat dikerahkannya untuk menaklukkan Sarah, namun tidak ada yang mampu menaklukkan Sarah.

Akhirnya Wankare menyerah, dan mengembalikan Sarah kepada Ibrahim dengan syarat agar Ibrahim, Sarah dan pengikutnya pulang ke negeri asalnya. Wankare juga memberi hadiah kepada Sarah agar Ibrahim dan pengikutnya tidak membuat masalah yang dapat mengguncang kepercayaan religius masyarakat Mesir maupun menyulitkan dirinya.

Raja Fir’aun secara tidak langsung mengakui kekalahan dewanya dalam pertarungan melawan Tuhannya Ibrahim. Sarah diberi hadiah berupa ratusan ternak dan seorang budak wanita yang bernama Hajar.

Nabi Luth juga telah mempunyai istri orang Mesir. Tidak ada penjelasan di Al-Quran bagaimana Nabi Luth mendapatkan istri. Peristiwa ini diperkirakan terjadi pada tahun 2084 SM. Nabi Ibrahim dan rombongannya berada di Mesir sekitar 5 tahun.

BERSAMBUNG

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here