Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-7)

II. Nabi Ibrahim, Luth, Ismail, Ishaq.

557

 

Baitul Maqdis. (Foto: ayojalanterus)

5. Tanah yang dijanjikan atau Baitul Maqdis.

Kitab Kejadian mengkisahkan, dalam perjalanan dakwahnya, terutama di wilayah More, Sikhem, Lus atau Betheldan Hebron, beberapa kali Nabi Ibrahim mendapatkan wahyu yang menyatakan bahwa tempat-tempat yang disinggahinya dijanjikan oleh Allah akan menjadi tempat yang diperuntukkan bagi tempat tinggal keturunannya, yang di dalam Al-Quran disebut Baitul Maqdis atau tanah yang dijanjikan.

Janji El ini untuk menjawab kegelisahan Nabi Ibrahim yang sudah semakin tua, demikian pula Sarah juga semakin tua tetapi belum dikaruniai keturunan. Saat itu Nabi Ibrahim sudah berumur sekitar 70 tahun dan Sarah sekitar 60 tahun.

Meskipun Al-Quran tidak menyebut secara detil tempat-tempat di mana Nabi Ibrahim mendapat janji Allah untuk mendapat keturunan yang akan menempati wilayah yang dilaluidan disinggahinya, namun Al-Quran menyebut bahwa Nabi Ibrahim akan mendapatkan keturunan, yaitu Ishak dan Ya’qub dan Nabi Ibrahim akan menjadi buah tutur yang baik dan mulia (QS. Maryam ayat 49-50).

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-1)

Pernyataan Al-Quran mengisyaratkan bahwa anak keturunannya akan mendiami wilayah yang luas yang akan membuat dirinya menjadi buah tutur yang baik dan mulia. Selain itu, Al-Quran juga menyebutkan bahwa Bani Israel harus mengikuti Nabi Musa keluar dari Mesir menuju Baitul Maqdis, yang menunjukkan bahwa janji itu diperuntukkan bagi keturunan Sarah.

Mengacu pada perintah Allah pada Nabi Musa dan Bani Israel untuk memasuki Baitul Maqdis, maka masuk akal bila yang dimaksud Baitul Maqdis adalah suatu wilayah di tanah Kana’an yang diperuntukkan bagi keturunan Nabi Ibrahim yang berasal dari Ishak yang kemudian membentuk bangsa Israel.

Mengingat di wilayah tersebut terlebih dahulu ada suku-suku yang menempatinya, yaitu suku-suku bangsa keturunan Kana’an dan suku-suku lainnya, maka Bani Israel harus berbagi tempat dengan suku suku tersebut dan hidup berdampingan dengan mereka sebagaimana Nabi Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub juga hidup berdampingan dengan orang-orang dari suku-suku di wilayah Kana’an.

Putra pertama Nabi Ibrahim justru diperoleh dari istrinya, Hajar. Sedang putra kedua, yaitu Ishak diperoleh dari istrinya, Sarah. Serta beberapa anak lagi dari istrinya yang lain. Dari Nabi Ismail, keturunan Nabi Ibrahim menjadi bangsa yang besar yang dalam Al-Quran menyebutkan dalam suatu doanya, Nabi Ibrahim memohon kepada Allah agar menjaga keturunannya di Mekkah, yaitu bangsa Arab menempati wilayah Jazirah Arabiya.

Oleh karena itu, Baitul Maqdis memang tidak dijanjikan bagi keturunan Nabi Ibrahim dari Ismail. Kitab Kejadian juga mengkisahkan tentang keturunan Nabi Ibrahim dari istri selain Sarah dan Hajar, yaitu Ketura yang juga memunculkan beberapa suku bangsa.

Tidak ada janji dari Allah atau permohonan Nabi Ibrahim yang secara khusus diperuntukkan bagi keturunan Ketura. Artinya, keturunan Ketura berhak menempati wilayah di mana Nabi Ibrahim dan Ketura bertempat tinggal dan anak-anak dari Ketura dilahirkan, yaitu di Hebron atau wilayah Baitul Maqdis dan sekitarnya.

BERSAMBUNG

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here