Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-60)

VI. Nabi Dawud, Nabi Sulaiman, Haikal Sulaiman dan Pecahnya Kerajaan Israel.

456
Dawud memotong punca jubah Saul.

Di tengah tengah pelariannya itu, terdengar berita kematian Nabi Samuwel di kotanya di Rama. Seluruh orang Bani Israel berkabung atas kematian nabinya tersebut. Setelah perkabungan selesai, Dawud dan orang-orangnya melanjutkan pelariannya. Meskipun Saul telah menunjukkan rasa penyesalannya itu, namun tidak ada jaminan bahwa Saul telah melupakan niatnya untuk membunuh Dawud.

Dalam suatu pelariannya, ketika Dawud dan pengikutnya singgah pada daerah Karmel, di wilayah tersebut ada seoarng kaya bernama Nabal yang dombanya berjumlah ribuan dan mempunyai istri bernama Abigail. Karena banyaknya dombanya itu, sehingga dombanya sampai berkeliaran di daerah yang menjadi tempat pelarian Dawud, namun Dawud melarang pengikutnya mengganggu dan menangkap domba-domba itu untuk disembelih.

Suatu ketika Dawud mengutus orangnya mendatangi Nabal yang sedang menunggui pegawainya menggunting bulu domba. Utusan itu diperintah untuk menyampaikan salamnya dan memberi tahukan kepada Nabal bahwa banyak dombanya berkeliaran di Karmel dan Dawud akan melindungi domba-domba tersebut dan menjamin jumlahnya tidak akan berkurang.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-56)

Untuk itu agar Nabal berbelas kasihan kepada para pengikutnya. Namun Nabal justru melecehkan dengan mengatakan bahwa dirinya tidak pernah mendengar ada orang yang bernama Dawud bin Isai dan mengatakan bahwa memang sedang banyak hamba hamba yang lari dari tuannya.

Nabal juga tidak mau memberi roti dan daging domba yang disembelihnya. Dengan penolakan itu, utusan Dawud kemudian kembali dan melaporkan kepada Dawud. Kemudian, Dawud menyuruh pengikutnya membawa pedangnya menuju ke tempatnya Nabal.

Abigail istri Nabal setelah diberitahu pegawainya tentang penolakan itu, tanpa sepengatahuan suaminya lalu mengambil ratusan roti, lima domba yang telah dimasak, anggur dan kue kue cukup banyak dan dinaikkannya ke punggung keledai kemudian Abigail sendiri naik keledai pergi menjumpai Dawud.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-55)

Ketika di lihatnya Dawud, Abigail lalu turun dari keledainya dan bersujud pada kaki Dawud dan berkata agar tidak mengindahkan apa yang dikatakan Nabal sedang dirinya tidak mengetahui kedatangan utusan Dawud.

Abigail juga mengatakan bahwa dirinya mengetahui maksud Dawud, bahwa Dawud tidak mau berhutang sehingga tidak langsung mengambil domba sebagai balasan atas penjagaannya sehingga mengutus orang-orangnya mendatangi Nabal. Tetapi Nabal malah berbuat bebal. Abigail juga mencegah agar Dawud tidak berhutang darah dengan bertindak sendiri dalam mencari keadilan dengan menumpahkan darah tanpa alasan.

Abigail kemudian menyerahkan barang bawaannya tersebut yang diterima dengan baik oleh Dawud, yang kemudian menyuruh Abigail pulang kembali. Peristiwa ini menunjukkan bahwa Dawud sudah sangat dikenal di setiap tempat Bani Israel.

BERSAMBUNG

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here