Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-59)

VI. Nabi Dawud, Nabi Sulaiman, Haikal Sulaiman dan Pecahnya Kerajaan Israel.

502
Saul memandang Dawud dengan rasa marah ketika bani Israel mengelu elukan Dawud yang selalu memenangkan peperangannya. (Ilustrasi: Alkitab SABDA)

6. Saul tidak menyukai Dawud dan sering mengirim Dawud ke medan perang.

Dalam peperangan peperangan berikutnya, Dawud selalu dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik, sehingga diangkat sebagai kepala prajurit oleh Saul, dan Bani Israel sangat mendukung dengan pengangkatan tersebut. Namun ketika Bani Israel mulai memuji-muji Dawud melebih pujian terhadap dirinya, Saul menjadi marah dan mulai mengingat wahyu yang diterima Nabi Samuwel yang disampaikan kepadanya bahwa kerajaan akan diberikan kepada orang lain karena kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh Saul.

Kitab 1 Samuwel 18: 1-9 menginformasikan, Bani Israel memuji Dawud dengan membuat nyanyian “Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Dawud berlaksa-laksa”. Saul mulai bangkit amarahnya setiap kali melihat Dawud pulang dari peperangan yang dimenangkannya. Selain marah, Saul juga mulai khawatir bahwa Dawud akan mengambil kerajaan dari tangannya dan dari keturunannya.

Saul mulai menggunakan siasat untuk menyingkirkan Dawud. Ditawarinya Dawud untuk mengawini anak perempuan tertuanya namun dengan memintanya menjadi orang yang gagah perkasa dalam perang di jalan Tuhan.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-55)

Saul bermaksud untuk mengirim Dawud ke medan perang yang berat dengan harapan dibunuh oleh tangan orang-orang Filistin. Namun Dawud justru menolaknya karena merasa tidak pantas menjadi menantu raja karena dirinya adalah anak orang yang sederhana dan biasa-biasa saja, bukan orang kaya.

Ketika salah satu anak perempuannya yaitu Mikhal jatuh cinta pada Dawud, maka Saul setuju untuk menikahkannya. Saul kemudian menjalin komunikasi dengan Dawud melalui pesuruhnya, dimana dirinya tidak memberikan syarat apa-apa tentang pernikhanan tersebut.

Namun Dawud ketika memenangkan perangnya kemudian mengambil harta rampasan perang bagiannya diberikan kepada Mikhal sebagai ikatan perkawinannya. Atas peristiwa tersebut, Saul mulai mengerti bahwa sesuai wahyu yang diterima Nabi Samuwel, maka Dawud adalah orang yang akan menggantikan dirinya sebagai raja, apalagi Bani Israel terlihat sangat mengasihi Dawud.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-54)

Kitab 1 Samuel: 19-20 menginformasukan, Saul mengatakan kepada anak-anaknya, bahwa Dawud harus dapat dibunuh, namun Jonathan anak Saul yang suka pada Dawud justru membocorkan maksud ayahnya itu kepada Dawud, dan akan memberi tahukan pada Dawud kapan niat itu akan dilaksanakan oleh Saul.

Saul sangat marah mengetahui bahwa Jonathan membocorkan maksudnya kepada Dawud, dan hampir saja membunuh Jonathan, yang kemudian juga lari menyelamatkan diri dari kemarahan Saul. Jonathan dan Dawud kemudian bersumpah untuk saling menolong keluarga masing-masing jika salah satu di antara mereka mati. Kemudian Dawud pergi menjauh dari istana dan mengembara.

BERSAMBUNG

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here