Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-55)

VI. Nabi Dawud, Nabi Sulaiman, Haikal Sulaiman dan Pecahnya Kerajaan Israel.

559
Patung Dewa Dagon jatuh tersungkur pecah di depan tabut perjanjian (Wikidat).

Di Asdod, ketika orang-orang Filistin masuk ke kuil Dagon, didapatinya patung dewa Dagon jatuh di lantai dalam keadaan tengkurab dengan posisi kepalanya menyembah tabut Taurat. Para imam Dagon kemudian mengembalikan patung Dewa Dagon di tempatnya. Namun keesokan harinya, mereka menjumpai patung Dagon berserakan di lantai dengan kepala terpenggal dan kedua tangannya putus terlempar agak jauh.

Masyarakat suku Filistin juga diserang wabah yang membuat kulit mereka keluar borok-borok. Para imam kemudian memindahkan tabut Taurat ke kota Filistin lainnya, yaitu kota Gat. Namun tidak lama kemudian masyarakat kota tersebut menderita sakit yang sama. Ketika akan dipindahkan ke kota Ekron, penduduknya menolak kotanya ditempati tabut Taurat milik Bani Israel.

Elloh menunjukkan kuasanya pada kaum penyembah berhala, meskipun mereka dapat mengalahkan kaum beriman. Akhirnya tabut Taurat dikembalikan ke tanah orang Bani Israel di Bet Semes dengan disertai berbagai macam harta tebusan termasuk emas dan lembu.

Orang Lewi di Bet Semes kemudian memimpin Bani Israel di kota itu melakukan penyembelihan hewan kurban sebagai ungkapan rasa syukur atas telah kembalinya tabut Taurat. Namun ada penduduk yang lancang membuka tabut tersebut, kemudian muncul kerumunan melihat isi tabut. Akibatnya terdapat sekitar tujuh pulang orang meninggal karena perbuatan tersebut.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-51)

Atas peristiwa tersebut orang-orang Bet Semes melaporkan kepada orang Kiryat-Yearim, yang kemudian mengambil tabut Taurat dibawa ke tempat semula pertama kali datang yaitu di rumah Abinadab. Sejak saat itu, tabut Taurat ditempatkan di kota Kiryat-Yearim di rumah Abi Nadab. Kiryat Yearim sekarang masuk dalam distrik Yerusalem.

Atas kekalahan besar melawan Filistin dan musibah yang diterima suku Filistin ketika merampas tabut Taurat, Nabi Samuwel yang diangkat sebagai Hakim menggantikan Eli, kemudian berkeliling ke wilayah suku-suku Bani Israel untuk mengingatkan Bani Israel agar kembali kepada Allah dan membuang patung Baal dan Asytoret. Nabi Samuwel juga mendendangkan nyanyian Musa untuk mengingatkan kesalahan perbuatan Bani Israel.

Kitab 1 Samuwel 8-12 mengisahkan, ketika Nabi Samuwel menginjak usia tua, kemudian dua orang anaknya diangkat menjadi hakim Bani Israel menggantikan kedudukan Nabi Samuwel. Tetapi dua orang anaknya tidak berperilaku seperti bapaknya karena selalu mencari keuntungan atas tugas yang diembannya.

Saat itu suku-suku Bani Israel sedang mendapatkan perlawanan yang sengit dari suku-suku Kana’an dan suku Filistin. Suku-suku Bani Israel sering mengalami kekalahan dalam perangnya. Akhirnya mereka berpikir bahwa karena suku-suku Bani Israel bekerja sendiri sendiri, tidak ada saling bantu di antara suku-suku mereka, membuat mereka harus berperang dengan kekuatan kesukuannya masing-masing, sehingga mengalami banyak kekalahan dalam perang.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-50)

Mereka harus pergi dari kampungnya atau kotanya dengan meninggalkan orang-orang tua dan anak-anak merekaagar tidak diperbudak. Akhirnya, mereka merasa memerlukan seorang pemimpin bagi seluruh suku-suku Bani Israel. Pemikiran itu membuat para tetua suku-suku Bani Israel meminta Nabi Samuwel agar mengangkat seorang raja di antara mereka.

QS. Al-Baqarah ayat 246 meriwayatkan permintaan tersebut, yaitu: “Tidakkah kamu perhatikan para pemuka Bani Israel setelah Musa wafat, ketika mereka berkata kepada seorang Nabi mereka, “angkatlah seorang raja untuk kami, niscaya kami berperang di jalan Allah”. Nabi mereka menjawab, “jangan-jangan jika diwajibkan atasmu berperang, kamu tidak akan berperang juga ?” Mereka menjawab “mengapa kami tidak akan berperang di jalan Allah, sedangkan kami telah diusir dari kampung halaman kami dan dipisahkan dari anak-anak kami?’.

Tetapi ketika perang itu diwajibkan atas mereka, mereka berpaling, kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang zhalim. (Nabi yang dimaksud dalam ayat ini, bila dibaca pada kitab Samuwel adalah Nabi Samuwel) Nabi Samuwel mengingatkan kaumnya bila ada raja, maka raja punya hak bermacam-macam dari mulai merekrut orang-orang terbaik laki-laki maupun perempuan bahkan budak dari suku-suku untuk kepentingan raja dalam kesehariannya sampai untuk keperluan perang dengan mengambil seper sepuluh kekayaan dan ternak terbaik dari masing-masing orang, mengambil sebagian waktu setiap orang untuk kerja rodi dan lain lain.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-49)

Namun Bani Israel tetap bersikeras perlunya ada raja yang akan memimpin dan menghakimi mereka.

Samuwel kemudian berkeliling ke suku-suku Bani Israel untuk mencari orang yang pantas menjadi raja Bani Israel, hingga akhirnya mendapat petunjuk dari Allah tentang orang tersebut. Ketika Samuwel bertemu orang itu, ternyata adalah dari suku Ben Yamin yaitu Saul bin Kish.

Saul sempat tidak percaya terhadap apa yang dikatakan Nabi Samuwel karena dirinya adalah dari suku terkecil yang dipandang hina oleh suku-suku Bani Israel lainnya. Namun Nabi Samuwel meyakinkannya dan kemudian memberi petunjuk kepadanya tentang apa saja yang perlu dilakukannya.

Nabi Samuwel kemudian mengumpulkan seluruh suku Bani Israel kemudian meminta agar para tetua suku membawa orang-orang terbaiknya berkumpul di kota Mizpah di wilayah suku Ben Yamin.

BERSAMBUNG

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here