Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-53)

VI. Nabi Dawud, Nabi Sulaiman, Haikal Sulaiman dan Pecahnya Kerajaan Israel.

582
Sebelas suku Bani Israel sepakat menyerang suku Ben Yamin (Gbaringkasanpl. wordpress.com)

Dari wanita ini pula Samson kemudian diketahui kelemahannya, yaitu rambutnya tidak boleh dipotong. Ketika Samson tertidur dipangkuan Delia, rambutnya dipotong oleh Delila. Samson kekuatannya hilang, kemudian ditangkap, matanya dicungkil, tangannya dibelenggu dengan rantai tembaga rangkap dan dibawa ke Gaza.

Ketika ribuan orang suku Filistin sedang berkumpul di kuil Dagon, Samson dipertontonkan kepada ribuan rakyat dan para raja di kota-kota suku Filistin yang berkumpul dan berpesta di kuil Dagon. Samson menjadi bahan olok-olok, menjadi bahan tertawaan. Saat itu Samson di pertontonkan di tengah-tengah kuil di dekat dua tiang penyangga utama platform kuil. Ketika suku Filistin sibuk berpesta, Samson berdoa kepada Allah agar sekali ini dipulihkan kekuatannya untuk membalaskan perbuatan suku Filistin kepadanya.

Doanya dikabulkan. Ketika merasa kekuatannya pulih, maka kedua tangannya meraih dua tiang tersebut lalu membungkukkan badannya kemudian dengan bahu dan badannya, didorongnya kedua tiang tersebut sekuatnya sehingga patah. Akibatnya, platform kuil roboh menimpa dirinya dan ribuan orang yang ada di dalam kuil.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-50)

Kitab Hakim Hakim 16 menuliskan: “yang mati dibunuhnya pada waktu matinya itu lebih banyak dari pada yang dibunuhnya pada waktu hidupnya”. Setelah beberapa saat kemudian keluarganya datang ke kuil Dagon, mengambil jasad Samson dan dikuburkan berdampingan dengan kubur ayahnya, yaitu Manoah, yang terletak antara Zora dan Esytaol di Israel.

Kematian Samson bersama ribuan orang suku Filistin menjadi titik balik kemenangan suku-suku Israel dalam perangnya dengan suku Filistin.

Kitab Hakim Hakim 19-21, mengisahkan peristiwa tragis peperangan antar sesama suku Bani Israel. Suatu ketika, seorang Lewi bersama istrinya yang akan kembali ke rumahnya di pegunungan Efraim dari wilayah suku Yehuda, bermalam di rumah seorang suku Ben Yamin.

Pada malam hari, ada beberapa orang suku Ben Yamin mengepung rumah tempatnya menginap, kemudian mengambil dengan paksa istri orang Lewi tersebut dan diperkosa bergantian hingga akhirnya istri orang Lewi itu meninggal.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-49)

Kemudian orang Lewi ini mengabarkan kejadian tersebut kepada suku-suku Bani Israel, karena sebelumnya tidak pernah terjadi kejahatan seperti itu pada Bani Israel. Kemudian berkumpullah semua tetua suku kecuali dari suku Ben Yamin, dan mereka bersepakat akan meminta orang yang memperkosa tersebut untuk dihukum mati. Namun suku Ben Yamin mempertahankan dan tidak mau menyerahkan orang yang telah berbuat dosa tersebut.

Kemudian para tetua suku lainnya bersepakat mengirim pasukan, dimana setiap suku akan menyumbangkan orang yang kuat berperang untuk memaksa suku Ben Yamin menyerahkan orang yang bersalah.

Terjadilah perang sengit di Gibea, puluhan ribu orang meninggal dari kedua belah pihak. Bahkan suku Ben Yamin hampir musnah, tinggal sekitar 600 orang yang hidup melarikan diri. Tidak seorang perempuan pun dari suku Ben Yamin yang selamat. Hampir saja satu suku Bani Israel musnah. Namun Bani Israel kemudian tersadar bahwa mereka hampir saja memusnahkan saudaranya.

BERSAMBUNG

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here