
2. Menghancurkan Berhala dan Dibakar Hidup-hidup
Mungkin disebabkan masih remaja, membuat seruan Nabi Ibrahim tidak ada yang mendengarkan, hingga kemudian Nabi Ibrahim berniat menghacurkan berhala yang disembah kaumnya (QS Al-Anbiya ayat 57).
Niat itu dilaksanakannya ketika kaumnya sedang merayakan panen, Ibrahim melihat kuil sedang kosong, kemudian berhala di dalam kuil dihancurkan dengan kampak dan disisakan satu berhala yang paling besar, yaitu patung Sin dan kampaknya dikalungkan di leher patung tersebut (QS. Al-Anbiya ayat 58).
Saat itu, belum ditemukan logam besi. Dengan demikian, kampak yang digunakan oleh Nabi Ibrahim sangat mungkin terbuat dari batu pula. Atau mungkin lebih menyerupai palu besar terbuat dari batu.
Perbuatannya akhirnya ketahuan dan kemudian dihadapkan pada Raja Namrudz. Terjadi dialog antara Nabi Ibrahim dengan Namrudz disaksikan orang banyak. Nabi Ibrahim dicecar tentang perbuatannya menghancurkan patung berhala di kuil berhala Sin, namun semua jawaban Ibrahim justru membalikkan situasi yang menunjukkan kebodohan kaumnya yang menyembah berhala yang tidak bisa berbuat apapun ketika dihancurkan.
Namrudz juga terdiam ketika kalah berdebat tentang Tuhan. Sebagian kaumnya menjadi sadar atas kebodohannya dan menunduk malu (QS. Al-Anbiya ayat 61–67, QS. Al-Baqarah ayat 258). Dialog antara Nabi Ibrahim dengan Namrudz di hadapan rakyatnya sangat mungkin di Istana atau di Kuil tempat pemujaan Dewa Sin, Samash, dan Istar yang disebut Ziggurat atau Zagaru.
Berbeda dengan piramida di Mesir yang terbuat dari batu, Ziggurat dibangun dari bata berbahan baku lumpur yang dikeringkan dan dibakar. Di Iraq dan Iran cukup banyak Ziggurat dengan berbagai model sesuai dinasti yang membangun.
Ziggurat pertama kali dibangun sekitar tahun 3000 SM. Namrudz menjadi sangat marah dan memerintahkan Ibrahim dibakar hidup-hidup dengan disaksikan rakyat (QS. Al-Anbiya ayat 68).
Nabi Ibrahim tidak gentar, kemudian berkata: “Cukuplah Allah SWT menjadi penolong bagi kami dan Dia sebaik baik pelindung”. Perkataannya ini kemudian diwahyukan oleh Allah kepada Nabi Muhammad, dan diulang atau dijadikan doa Nabi Muhammad ketika perang Uhud (QS. Ali Imran ayat 173).
Nabi Ibrahim diselamatkan oleh Allah dengan memerintahkan api agar menjadi dingin di tubuh dan menjadi penyelamat Nabi Ibrahim (QS. Al-Anbiya 69). Peristiwa ini tidak menyadarkan kaum Nabi Ibrahim.
Selama di tempat kelahirannya, hanya 2 orang yang kemudian menyatakan jadi pengikutnya, yaitu Luth putra saudara bapaknya Nabi Ibrahim (Haran II) dan Sarai (atau Sarah) yang juga masih kerabat Nabi Ibrahim (putri Haran I) yang kemudian menjadi istri Nabi Ibrahim.
BERSAMBUNG