Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-42)

V. Nabi Musa dan Harun, Bani Israel Pulang ke Baitul Maqdis.

682

Peristiwa yang kedua yaitu ditunjukkan dalam (QS. Al-A’raf: 143-147), dimana Allah memanggil Nabi Musa agar sendirian naik ke puncak gunung Sinai untuk menerima Taurat, dan Nabi Musa harus terlebih dahulu bermunajat tiga puluh (30) malam dan disempurnakan dengan sepuluh (10) malam.

Kemudian Nabi Musa berpesan pada saudaranya yaitu Harun, agar menggantikannya memimpin kaumnya. Nabi Harun juga dipesan agar memperbaiki dirinya serta tidak mengikuti jalan orang-orang yang berbuat kerusakan. Nabi Musa kemudian naik ke gunung Sinai.

Ketika telah sampai pada salah satu puncak gunung Sinai, kemudian langsung memulai bermunajat. Ketika genap waktu yang telah ditentukan untuk bermunajat, Nabi Musa memohon agar Allah menampakkan diriNya, agar Nabi Musa dapat melihatNya. Namun Allah berfirman bahwa Musa tidak akan sanggup melihatNya, dan Allah memerintahkan agar Musa memandang ke salah satu gunung.

Jika gunung tersebut masih tetap ditempatnya seperti sedia kala, niscaya Musa dapat melihatNya. Ketika Allah menampakkan keagunganNya kepada gunung itu, maka gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Setelah Musa sadar, dia berkata “Mahasuci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau, dan aku adalah orang yang pertama-tama beriman”.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-38)

Allah kemudian berfirman, bahwa Allah telah memilih Musa dari manusia yang lain untuk membawa risalahNya dan FirmanNya. Sebab itu agar bepegang teguh pada apa yang diberikanNYa dan bersyukur kepadaNya. Allah TELAH TULISKAN untuk Musa PADA LAUH-LAUH yaitu Taurat yang telah tertulis pada Lauh-Lauh, sebutan dalam bentuk jamak yaitu Lauh-Lauh, yang mengisyaratkan banyak lempengan batu.

Firman tentang segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan untuk segala hal. Allah berfirman “Berpegang teguhlah kepadanya dan suruhlah kaummu berpegang kepadanya sebaik-baiknya. Aku akan memperlihatkan kepadamu negeri orang-orang fasik”.

Banyak yang difirmankan Allah kepada Nabi Musa tentang tanda tanda KekuasaanNya, tentang orang-orang yang sombong yang mendustakan ayat-ayat Allah yang akan sia-sia perbuatan mereka akan dibalas di akhirat sesuai perbuatannya. Kalimat tersebut diatas bisa dipahami bahwa Allah TELAH TULISKAN FIRMANNYA pada LAUH-LAUH atau banyak Lauh.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-37)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here