Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-39)

V. Nabi Musa dan Harun, Bani Israel Pulang ke Baitul Maqdis.

690

Dilihatnya Bani Israel semuanya telah berada di jalan di antara gunungan air, dan dilihatnya tidak terjadi apa-apa pada rombongan sangat besar berjumlah satu juta lebih orang tersebut. Tanpa dipikir lagi, Meremptah segera memerintahkan bala tentaranya mengejar rombongan Bani Israel dan dia ikut menghambur bersama bala tentaranya yang jumlahnya mencapai ratusan ribu orang, beserta tentara berkuda dan kereta perangnya.

Rombongan terakhir dari Meremptah adalah rombongan logistik dan ternak sembelihan yang jumlahnya juga sangat besar pula. Pasti hal itu merupakan pemandangan luar biasa yang tiada duanya dan tidak akan pernah terulang lagi. Meremptah juga lupa bahwa telah terjadi banyak bencana dan wabah yang menimpa bangsa Mesir sebagai hukuman Tuhannya Musa. Hanya dengan doa Musa kemudian hukuman itu berhenti.

Ketika pantai telah cukup jauh dilalui hingga barisan depan telah melampaui setengah perjalanan menyeberang, tiba-tiba gerak bala tentara Fir’aun melambat karena jalan yang semula mudah dilalui oleh bala tentara Fir’aun tiba-tiba melembek berair menyulitkan jalannya kuda, kereta perang dan bala tentara yang berjalan kaki juga ikut melambat. Dua rombongan besar ini jaraknya mulai menjauh.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-36)

Sebagian orang dari barisan paling belakang bala tentara Fir’aun mungkin mulai sadar bahwa Tuhan Bani Israel telah ikut berperang membantu Bani Israel, kemudian sebagian tentara bagian belakang dengan tanpa menunggu datangnya perintah bergegas berbalik arah kembali menuju pantai.

Awalnya sedikit yang berbalik, namun kemudian semakin banyak tantara Meremptah yang berbalik arah. Meremptah meskipun marah melihat sebagian tentaranya balik arah namun tidak dapat berbuat apapun untuk memanggil kembali. Nafsunya tidak dapat melihat bahwa sedang terjadi keajaiban perintah Tuhan yang menggerakkan malaikatnya menyibak laut yang berlangsung di depan matanya.

Akhirnya, ujung rombongan Bani Israel sudah berada di daratan seberang, dan tidak lama kemudian semua rombongan Bani Israel dan seluruh ternak gembalaannya telah naik ke daratan tinggal rombongan Meremptah yang masih berada di jalan dengan gunungan air laut di samping kiri kanannya, sedang di pinggir laut Nabi Musa menunggu firman Allah untuk perintah berikutnya.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-35)

Tidak lama kemudian, turunlah perintah untuk mengayunkan tongkatnya ke pinggir laut tersebut. Maka dengan segera Nabi Musa menuju bibir pantai. Meremptah dan tentaranya tentu melihat bahwa Nabi Musa justru berjalan ke arah mereka. Mereka kemudian melihat Nabi Musa kemudian mengangkat tinggi-tinggi tongkatnya.

Meremptah dan tentaranya tentu tidak mengerti apa yang akan diperbuat Nabi Musa. Namun sejenak kemudian terdengar teriakan Nabi Musa menyebut nama Elloh, dan kemudian diayunkannya tongkatnya memukul bibir pantai. Tiba-tiba gunungan air itu kemudian turun sangat deras dengan suara bergemuruh menelan Meremptah, para pembesar istana, bala tentara serta seluruh harta benda yang menjadi perbekalan logistiknya.

BERSAMBUNG

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here