Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-22)

III. Nabi Ya’qub dan Nabi Yusuf.

466
Salah satu kincir air peninggalan Nabi Yusuf di Fayoum. (Foto: cnn)

Raja Mesir membuat kebijakan memindahkan penduduk, terutama penduduk yang tidak mampu di kota-kota Mesir dengan diberikan ladang pertanian dan pemukiman baru. Fayoum dengan sendirinya telah diubah menjadi kota baru dengan 360 pemukiman baru. Penduduk baru kota ini diajarkan bertani secara cepat. Juga diajari memelihara ternak untuk kebutuhan membajak ladang maupun ternak untuk disembelih.

Lumbung baru dan pasar baru juga dibangun. Suatu pekerjaan raksasa pada zamannya.Di Fayoum ini terdapat satu-satunya air terjun di Mesir, yaitu Wadi El-Raiyan. Juga terdapat oasis yang membentuk danau. Oasis dan danau yang sebelumnya tidak menjadi sumber penghidupan karena tidak ada pemukiman, kemudian menjadi dimanfaatkan untuk mendukung persediaan makanan Mesir menghadapi musim kemarau panjang.

Danau ini pada sekitar 700 ratus tahun kemudian dikenal dengan nama danau Qarun pada kisah Nabi Musa, karena di sekitar danau tersebut Qarun bertempat tinggal dan tempat tinggalnya ditelan bumi kemudian menjadi bagian dari danau, sehingga danau tersebut diberi nama danau Qarun.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-17)

Wadi El-Rayan Fayoum, satu-satunya air terjun di Mesir. (Foto: expedia)

Sekarang kota Fayoum menjadi kota paling indah dan paling subur di Mesir, selain pertanian, juga tumbuh perkebunan kurma, zaitun, jeruk, sayur sayuran dan berbagai jenis tanaman pangan lainnya yang menjadi pemasok utama kebutuhan pertanian dan perkebunan bahkan ekspor Mesir.

Sejak tahun pertama pada periode subur 7 tahun, Mesir tidak mengalami musim kering sebagaimana biasanya dan produksi gandum meningkat secara berlipat dengan cepat. Seluruh wilayah Mesir telah mengisi lumbung negara dengan hasil panen gandum.

Takwil mimpi Nabi Yusuf mulai menjadi kenyataan. Raja dan rakyat Mesir mulai membuktikan kebenaran takwil Nabi Yusuf atas mimpi raja. Tentu hal tersebut semakin mengangkat pengaruh Nabi Yusuf pada Raja. Muncul bintang baru Mesir yang sangat dipercaya Raja. Keadaan tersebut sebelumnya tidak pernah diduga oleh para bangsawan istana maupun para imam kuil Dewa Amun.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-16)

Nabi Yusuf dipandang sebagai bahaya bagi keberadaan para imam kuil dewa Amun. Raja Mesir, ketika melihat bukti kebenaran takwil atas mimpinya, mulai tidak percaya pada Dewa Amun, tidak percaya pada para imam kuil Dewa Amun. Oleh Raja sendiri, berhala para dewa Amun malah diperintahkan disingkarkan. Tidak lama kemudian raja mengganti keimanannya mengikuti keimanan tauhid Nabi Yusuf.

Hal tersebut menjadi masalah besar bagi para imam dewa Amun dan para bangsawan istana. Para bangsawan mulai terpecah. Terbukti ada percobaan pembunuhan pada Nabi Yusuf tetapi gagal. Nabi Yusuf, atas persetujuan raja Mesir juga membebaskan para tahanan yang bersama-sama dirinya dalam penjara yang telah beriman tauhid.

Nabi Yusuf telah mempunyai pengikut baru dari penjara yang setia dan dapat dipercaya. Mereka kemudian membantu Nabi Yusuf dalam membangun pertanian dan lumbung baru di banyak tempat, menjaga keamanan lumbung dan sebagian menjadi pengawal Nabi Yusuf.

BERSAMBUNG

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here