Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-22)

III. Nabi Ya’qub dan Nabi Yusuf.

458

6. Politik Gandum dan Pertempuran dengan Penganut Dewa Amun.

Setelah Putifar meninggal, Nabi Yusuf diangkat menggantikannya sebagai bendahara kerajaan (Al-Azis) ditambah dengan tugas khusus untuk mempersiapkan Mesir mengelola pertanian saat mengalami 7 tahun masa subur dan mengatasi masa kekeringan 7 tahun (QS. Yusuf ayat 55-56). Kitab Kejadian menyebutkan Nabi Yusuf diangkat jadi pejabat tinggi (Al-Azis atau bendahara negara) Mesir pada umur 30 tahun.

Nabi Yusuf kemudian lebih sering berkeliling ke banyak wilayah untuk membangun pertanian gandum, memperluas ladang gandum secara berlipat, membangun irigasi baru dengan mengalirkan air dari sungai Nil ke ladang-ladang gandum baru dan membangun lumbung-lumbung gandum khusus yang bisa menyimpan gandum selama 7 tahun, dimana gandumnya tidak mengalami kerusakan.

Nabi Yusuf mendapatkan ilmu dari Allah untuk membuat lumbung tersebut. Raja membuat aturan agar rakyat Mesir menyimpan sebagaian hasil panen gandumnya di lumbung negara, yang nantinya akan dibagikan lagi ke rakyat secara gratis jika masa kekekeringan telah tiba. Rakyat Mesir hanya diperbolehkan mengambil sebagaian hasil panen secukupnya sesuai kebutuhan keluarga untuk dimakan selama waktu sebelum panen.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-19)

Persedian gandum untuk penduduk bukan petani diatur sedemikian rupa, sehingga gandum tidak diperdagangkan secara berlebihan untuk melayani penduduk yang bukan petani, maupun para pembeli dari wilayah lain.

Negeri Mesir dengan dipimpin langsung oleh Nabi Yusuf juga membuat daerah pertanian baru yang sangat luas lengkap dengan irigasi yang mengalirkan air dari sungai Nil di suatu tempat yang agak jauh dari Memphis. Yaitu di daerah Jaubah, daerah yang sebelumnya digunakan sebagai tempat untuk membuang kotoran.

Nabi Yusuf membuat tiga saluran air dari sungai Nil dan membuat kanal-kanal yang dilengkapi kincir air menuju Jaubah. Irigasi yang dibangun di Mesir merupakan teknologi baru pertanian saat itu.

Di sepanjang saluran air ini, dibuatkan 360 pemukiman atau desa baru yang dibuat sesuai dengan jumlah hari. Konon Nabi Yusuf membuat daerah baru untuk pertanian ini hanya membutuhkan waktu 70 hari.

Hanya dengan pertolongan Allah hal itu dapat dilakukan oleh Nabi Yusuf dan para pekerjanya. Raja Mesir memberi komentar bahwa untuk membuka ladang baru seperti itu, minimal diperlukan waktu alfu yaum (seribu hari), namun Nabi Yusuf dapat menyelesaikan dalam waktu 70 hari. Lambat Laun, alfu yaum berubah menjadi Al-Fayoum atau Al-Faiyyum.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-18)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here