Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-174)

IX. Nabi Muhammad.

316
Rumah Maulid, rumah tempat Nabi Muhammad SAW lahir. (Sumber: Okezone)

Oleh: Agus Mualif Rohadi (Pemerhati Sejarah)

Abdul Muthalib sangat sedih mendengar kematian anaknya tersebut, demikian pula Aminah harus menanggung kepedihan karena dirinya sedang hamil tua dan baru beberapa tahun mengecap keindahan hidup bersama Abdullah.

Aminah kemudian ikut Abdul Muthalib, dimana saudara misannya yaitu Halah binti Wuhaib istri mertuanya. Sebelumnya, dari Halah, Abdul Muthalib telah mempunyai anak lagi, yaitu Hamzah dan dari istrinya yaitu Nutailah binti Janab bin Kualib mempunyai anak Al-Abbas.

Dengan demikian, di rumah Abdul muthalib bersama saudara misannya itu, Aminah dapat melewati masa kepedihannya atas meninggalnya Abdullah. Kebahagiaan Aminah menjadi bertambah ketika tidak lama setelah itu, dirinya melihat cahaya keluar dari perutnya yang dengan cahaya itu dirinya bisa melihat istana istana indah di Bushra di wilayah Syam.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-173)

Pada suatu hari Aminah mendapatkan penghiburan lagi. Ibnu Ishaq berkata: Banyak orang mengatakan, dan hanya Allah yang lebih tahu, bahwa Aminah binti Wahb, ibunda Rasulullah SAW bercerita, saat mengandung Rasulullah SAW, ia bermimpi didatangi seseorang kemudian orang itu berkata kepadanya:

“Sesungguhnya engkau sedang mengandung penghulu umat ini. Jika dia telah lahir ke bumi, maka ucapkanlah -Aku berlindung kepada Allah Tuhan Yang Esa dari keburukan semua pendengki, dan namakanlah dia Muhammad”.

Dari Ibnu Ishaq, diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad lahir pada hari Senin, 12 Rabiul Awwal tahun Gajah. Dengan demikian, Nabi Muhammad lahir setelah sekitar 2,5 bulan kalender hijriyyah dihitung dari serangan pasukan Gajah.

Pada saat kelahirannya, Ibnu Ishaq mengkisahkan, Hasan bin Tsabit berkata: “Demi Allah, aku saat itu seorang anak yang kuat, berusia tujuh atau delapan tahun. Saat itu, aku mendengar seorang Yahudi berteriak dengan suara yang keras di atas Menara di Yatsrib -Wahai orang-orang Yahudi-.

BACA JUGA: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri ke-172)

Ketika orang-orang Yahudi telah berkumpul disekitarnya yang kemudian bertanya kepadanya -Celakalah engkau, ada apa gerangan denganmu? Ia berkata: Malam ini, telah terbit bintang Ahmad yang ia lahir dengannya”. Setelah itu, kaum Yahudi mulai mencari bayi arab yang baru lahir yang bernama Ahmad.

Kota Yatsrib menjadi kota pertama untuk dicari bayi yang baru lahir. Dari pemukiman yang satu ke pemukiman lainnya dicari informasi tentang kelahiran bayi laki laki yang diberi nama Ahmad. Tentu tidak akan berhasil di temukan di Yatsrib dan kandidat kota berikutnya yang menjadi tujuan pencarian adalah kota Makkah.

Mereka kemudian mengirim orang untuk melakukan penyeledikan ke Makkah. Mereka sangat mengetahui bahwa kota ini menjadi kandidat utama sebagai tempat kelahiran Ahmad, karena terdapat Ka’bah. Namun mereka tidak menerima informasi bahwa ada bayi yang baru lahir yang Bernama Ahmad. Yang baru lahir bernama Muhammad.

Mungkin mereka curiga bahwa nama Ahmad sama dengan nama Muhammad, karena makna bahasanya sama. Namun mereka tidak ingin berspekulasi menyamakan nama tersebut untuk seorang bayi. Mereka menjadi ragu atas informasi yang diperolehnya.

BACA JUGA: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri ke-171)

Bani Israel mempunyai perhatian yang kuat atas kelahiran Ahmad karena kitabnya telah menyebutkan akan datang utusan terakhir, perkiraan waktunya dan tanda tandanya. Di Yatsrib ada yang waspada terhadap kelahiran Ahmad atau Himda atau Hammad yang menjadi Adonai Nabi Dawud.

Namun kewaspadaan itu berada di tempat yang jauh dari Mekkah, sedang di Makkah tidak ada perkampungan bani Israel, sehingga kewaspadaan tersebut tidak terjadi di Makkah. Bani Israel ada yang memperhatikan secara serius kelahiran Ahmad, namun kesulitan mencarinya.

Demikian pula kaum Kristen, kitabnya pada dasarnya juga menyebutkan hal yang sama karena kitab agama yahudi menjadi bagian dari biblenya kaum Kristen. Pada saat kelahiran Nabi Muhammad, Italia sedang menghadapi invasi bangsa Lombard yang berhasil mengambil sebagian wilayah italia. Bizantium sibuk berperang di bagian barat.

BACA JUGA: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri ke-170)

Invasi bangsa Lombard juga menguras perhatian Gereja. Imperium Kristen sedang sangat sibuk dengan invasi suku-suku bangsa Germanik, antara lain Vandal, Barbar, Goth, Lombard dan lain lain, yang mengambil wilayah Roma hingga sampai Britania, Hispania dan Afrika Utara.

Selain itu, kaum Kristen telah ratusan tahun terkuras perhatiannya pada kemunculan madzab dan perselisihan antar madzab yang bersumber dari perbedaan paham tentang kodrat Yesus sebagai Tuhan yang bahkan melibatkan raja Roma dan Bizantium.

Perselisihan madzab menyumbang terpecahnya imperium Roma menjadi Roma barat dan Bizantium. Kaum Kristen terlibat dengan kerumitannya sendiri sehingga mengurangi kewaspadaan terhadap muncul dan kelahiran periclytos, meskipun terdapat orang-orang salih atau imam Kristen dan nashara yang waspada terhadap kelahiran Ahmad atau Periclyotos.

BERSAMBUNG

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here