Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-16)

III. Nabi Ya’qub dan Nabi Yusuf.

747
Ilustrasi: Nabi Ya’qub ditunjukkan anak perempuan Laban, yaitu Rahel yang sedang menggembalakan domba-dombanya.

2. Munculnya Kota Betel dan Perkawinan Ya’qub.

Dikisahkan dalam Kitab Kejadian, Nabi Ishaq memerintahkan Ya’qub pergi ke Harran setelah memperoleh hak kesulungan dari Nabi Ishaq yang berakibat memunculkan masalah antara Esau dengan Ya’qub. Pada saat itu Nabi Ishaq sudah tua dan mata sudah buta, dan Esau maupun Ya’qub pada saat itu sudah melampaui usia dewasa dan Nabi Ishaq telah berumur lebih dari 100 tahun.

Sampai di Lus, ketika tidur, Ya’qub bermimpi melihat banyak malaikat hilir-mudik ke wilayah ini. Ada tangga yang menghubungkan antara Lus dengan suatu tempat di langit. Kemudian mendengar suara Allah yang berkata kepadanya, bahwa Allah akan selalu menyertainya. Allah akan memberikan tempat dimana dia tidur menjadi miliknya dan milik keturunannya.

Ketika bangun tidur kemudian Ya’qub membuat tugu yang dituanginya dengan minyak sebagai pertanda bahwa dia pernah di situ, tidur dan bermimpi melihat malaikat dan mendapatkan janji Allah. Tempat tersebut kemudian dinamakannya Betel (rumah EL atau bait Allah) dan berjanji akan mengambil sepersepuluh bagian rezekinya untuk dipersembahkan kepada Allah.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-9)

Sangat mungkin peristiwa ini merupakan awal dari tugas kenabian Nabi Ya’qub. Lambat laun nama Betel kemudian menggantikan nama Lus hingga kini dan telah menjadi kota penting di wilayah Palestina.

Setelah itu, Nabi Ya’qub meneruskan perjalanannya ke Harran. Ketika sampai di wilayah tersebut, Nabi Ya’qub menghampiri sumur yang menjadi tempat berkumpulnya para penggembala untuk memberikan minum domba-dombanya. Dengan bertanya pada para penggembala, maka Nabi Ya’qub memperoleh informasi tentang keberadaan Laban dan keluarganya.

Ketika ada penggembala wanita datang, Nabi Ya’qub diberitahu oleh penggembala bahwa yang datang tersebut adalah Rahel, putri Laban. Ketika Rahel mendekati sumur, bergegas Nabi Ya’qub membantu memberikan minum domba-domba milik Laban yang dibawa Rahel. Setelah itu Nabi Ya’qub memperkenalkan dirinya bahwa dirinya adalah putra Ribka, adik Laban. Rahel langsung bergegas pulang untuk memberi kabar kepada ayahnya tentang kedatangan Nabi Ya’qub.

Nabi Ya’qub digambarkan langsung tertarik dan terpesona dengan kecantikan dan kelembutan Rahel. Nama Rahel itu sendiri mempunyai arti domba betina. Di rumah, Laban setelah mendengar cerita Rahel, kemudian bergegas mendatangi dan menjemput Nabi Ya’qub untuk dijamu dan diajak menginap di rumahnya.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-8)

Ketika di rumah sambil beristirahat sambil berbincang-bincang, Nabi Ya’qub kemudian mengutarakan maksud kedatangannya ke Harran atas perintah bapak dan ibunya untuk mendapatkan jodoh dari saudari ibunya. Laban dengan senang hati menerima maksud tersebut. Nabi Ya’qub kemudian memohon untuk diperkenankan menikahi Rahel yang ditemuinya di sumur ketika akan memberi minum domba-dombanya.

Karena kedatangan Nabi Ya’qub tidak membawa apapun untuk dijadikan mahar, maka untuk mendapatkan Rahel, disepakati Nabi Ya’qub akan bekerja untuk Laban selama 7 tahun. Ketika pada hari perkawinan, ternyata Laban dengan keputusannya sendiri berdasarkan tradisi di tempat tersebut, ternyata menikahkan anak perempuan pertamanya dengan Nabi Ya’qub, yaitu Liya atau Lea.

Nabi Ya’qub tetap memohon agar dirinya dapat menikahi Rahel, sedang Rahel juga bersedia untuk dinikahi Nabi Ya’qub. Melalui suatu proses yang unik, kemudian disepakati Nabi Ya’qub bekerja pada pamannya tersebut selama 14 tahun untuk dapat mengawini 2 putri pamannya, yaitu Lea dan Rahel.

 

BERSAMBUNG

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here