Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-14)

II. Nabi Ibrahim, Luth, Ismail, Ishaq.

588
Reruntuhan Kota Bersyeva kuno. (Foto: Wiki)

3. Perkawinan yang menjadi beleid bani Israel sebagai bangsa yang murni dan terpilih.

Kitab Kejadian mengkisahkan, Ishaq sudah berumur sekitar 40 tahun tetapi belum menikah. Nabi Ibrahim yang ingin mencarikan jodoh untuk Ishaq, lalu teringat pada saudara saudaranya. Dulu, Nabi Ibrahim pergi dari Harran ketika saudara-saudaranya belum menjadi muslim karena masih menjadi kaum musyrik penyembah berhala. Oleh karena itu Nabi Ibrahim ingin menjodohkan Ishaq dengan saudaranya agar ada di antara mereka yang menjadi muslim.

Dikirimnya utusan untuk mencari saudaranya di Harran untuk mencarikan jodoh bagi Ishaq. Setelah menempuh jarak lebih dari 700 km, utusannya dapat menemukan keluarga Nabi Ibrahim, yaitu Betuel bin Nahor II yang mempunyai anak laki-laki bernama Laban dan anak perempuan bernama Ribka.

Setelah melalui pembicaraan dan penyerahan barang-barang berupa ternak dan barang berharga lainnya, maka disetujui Ribka diboyong ke Negev untuk dinikahkan dengan Ishaq. Perkawinan Ishaq dengan Ribka menjadi tonggak bagi argumen bani Israel tentang keturunan bangsa yang murni dan terpilih.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-10)

Murni karena bani Israel muncul dari sumber satu keluarga, yaitu Ibrahaim dan keluarganya, sedang sebagai bangsa terpilih karena sebagai pewaris tanah yang dijanjikan kepada Ibrahim untuk diwarisi anak turunnya.

Dari perkawinannya dengan Ribka, Ishaq mempunyai dua anak kembar, yaitu Esau dan Ya’qub, dimana Esau sebagai yang lebih tua. Dari Esau nantinya muncul bangsa Edom dan dari Ya’qub muncul bangsa Israel.

4. Nabi Ishaq mendirikan Kota Beersyeva.

Ketika tempat tinggal Nabi Ishaq didekat Beerlahairoi, wilayah Negevdilanda, kekeringan dan kelaparan. Atas petunjuk Allah, Nabi Ishaq dan para pengikutnya pindah ke wilayah di sekitar Gerar, wilayahnya suku Filistin dengan kepala sukunya bernama Abimelekh.

Di tempat Nabi Ishaq berhenti, kemudian digali sumur yang airnya keluar dengan melimpah. Di tempat inilah Nabi Ishaq bertani. Dengan cepat, tempat tersebut menghasilkan produk yang melimpah, sehingga Nabi Ishaq dengan cepat menjadi kaya dan semakin banyak pengikutnya dari orang-orang Filistin.

Hal tersebut menjadi gangguan bagi Abimelekh lalu menimbulkan perselisihan. Abimelekh kemudian mengusir Nabi Ishaq. Ketika sampai di suatu tempat yang lain, Nabi Ishaq kemudian kembali menggali sumur dan melakukan hal yang sama, yaitu bertani. Ketika telah berkembang, lalu diusir lagi oleh Abimelekh. Pengusiran itu dilakukan karena tempat tersebut ternyata masih berada di wilayah Gerar.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-9)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here