Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-137)

VIII. Nabi Zakariya, Yahya, ‘Iysaa, Kehancuran Haekal Sulaiman (Masjidil Aqsha) yang Kedua dan Kemunculan Nashara, Kristen dan Katolik.

231
Lukisan Yesus memegang cawan dalam perjamuan terakhir pada murid muridnya. (Sumber: wallpaperbetter)

Oleh: Agus Mualif Rohadi (Pemerhati Sejarah)

Para pejabat agama itu menjadi sangat marah dan disebutnya Yesus telah menghina Nabi Musa dan melawan hukum Allah. Para pejabat agama tersebut kemudian mengambil batu dan diikuti penduduk mengambil batu kemudian melempari Yesus dengan batu tersebut. Namun Nabi Yesus lenyap dan para penduduk justru saling melempar batu kemudian saling memukul satu sama lain.

Sejak ramalan Yesus tentang kehancuran Yerusalem dan Bait El Sulaiman serta penegasannya tentang siapa Messiah yang sebenarnya yang akan datang, para imam dan pejabat agama tidak bisa lagi menyembunykan permusuhannya dengan Yesus yang sebelumnya tidak nampak karena ditutup tutupi.

Injil Barnabas 210 mengisahkan, ketika kerusuhan itu reda, sangat bayak orang yang meninggal karena saling pukul tersebut. Kejadian itu tidak juga menyadarkan para pejabat agama, namun justru menganggap Yesus telah melakukan perbuatan sihir dan dibantu syaitan. Sedang Yesus kemudian menyingkir lebih dulu ke luar kota Yerusalem.

Mereka kemudian mengajak Herodes Antipas melaporkan kepada Gubernur Romawi dengan menyampaikan bahwa Yesus ingin menjadi raja Bani Israel. Pengaduan mereka gagal, namun para pejabat agama merasa mempunyai alasan untuk mulai melakukan pengejaran secara terbuka dimana Yesus harus dibunuh dilenyapkan dari dunia. Sedang Yesus saat itu telah dirumah Nicodemus di dekat sungai Kidron.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-136)

Maryam yang ada di Nazareth ketika shalat di datangi malaikat Jibril mengabarkan kondisi putranya tersebut. Maryam tentu merasa khawatir namun malaikat Jibril memberi tahu bahwa putranya akan selalu dilindung oleh Allah SWT. Setelah mengetahui keadaan tersebut, Maryam kemudian pergi ke Yerusalem, menginap di rumah saudara perempuannya, untuk mencari khabar tentang putranya.

Kurban yang cukup besar di Haikal Sulaiman menjadi amunisi bagi para pejabat agama dan mulai berunding dengan Herodes Antipas dan gubernur romawi. Maka keluar keputusan dari romawi untuk menyusun rencana penangkapan Yesus, sebelum Yesus menjadi pemicu pemberontakan kaum yahudi.

Saat itu Yesus di rumah Nicodemus di luar kota Yerusalem diseberang sungai Kidron (sekarang Wadi en-Nar), sungai kecil di lembah Kidron antara Yerusalem dengan bukit Zaitun, tidak jauh dari taman getsemani yang terletak di kaki bukit zaitun.

Yesus menghibur muridnya tidak perlu merasa panik dan memberi tahu bahwa saat untuk dirinya pergi sudah semakin dekat. Yesus bertanya pada para sahabatnya, apakah tetap akan menjadi sahabat setianya setelah kepergiannya. Para sahabatnya menyatakan kesetiannya dan imannya tidak akan goyah.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-135)

Yesus menasihati para sahabatnya agar jangan melupakan firman firman Allah yang telah sampai kepada mereka melalui dirinya. Yesus kemudian berdo’a untuk kesejahteraan, keselamatan para sahabatnya dan orang orang yang seiman dengan para sahabatnya tersebut serta memohon kepada Allah agar melaknat orang orang yang memalsukan dan menyimpangkan injilnya. Semua sahabatnya mengaminkan do’a Yesus, namun Barnabas melihat Yudas selalu diam.

Injil Barnabas 213 mengisahkan, pada hari pertama hari raya paskah, hari raya makan roti tidak beragi, Nicodemus mengirim anak domba untuk makan bagi Yesus dan para sahabatnya yang masih dirumahnya, serta memberi kabar kepada Yesus bahwa para pejabat agama telah memperoleh persetujuan dari Herodes jr dan Gubernur Roma untuk menangkap dirinya.

Yesus sangat bergembira dengan kiriman anak domba tersebut dan akan dimasak untuk menjamu para sahabatnya. Ketika akan melakukan makan bersama, Yesus melakukan sesuatu yang tidak biasa.

Yesus bangkit mengambil sehelai handuk dan panci tempat air. Kemudian membasahi handuk tersebut dan kemudian mencuci kaki-kaki muridnya dimulai dari Yudas, kemudian Peter.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-134)

Peter kemudian bertanya, “Tuan akankah engkau cuci kaki-kakiku?”. Yesus kemudian menjawab, “Bahwa yang aku lakukan, kamu belum mengetahuinya sekarang, tetapi engkau akan tahu kelak”.

Peter menjawab, “Engkau jangan membasuh kaki-kakiku”. Yesus lalu bangkit sambil berkata, “Takkan pula kamu masuk rombonganku pada hari pengadilan”. Peter menjawab, “Cucilah bukan hanya kaki-kakiku, tuan, tetapi tangan-tanganku serta kepalaku”.

Ketika semua murid telah dibersihkan, lalu ke meja untuk makan, kemudian Yesus berkata pada para sabahatnya, “Aku telah mencuci kamu, kamu masih belum bersih seluruhnya, oleh karena seluruh air laut tidak akan cukup untuk mencuci kamu yang tidak beriman kepadaku”.

Yesus berkata demikian karena mengetahui siapa yang mengkhianatinya. Para murid dan sahabatnya berduka dan menangis mendengar perkataan Yesus tersebut, yang kemudian melanjutkan perkataannya, “Sungguh aku katakana kepadamu, bahwa salah seorang di antara kamu akan berkhianat kepadaku, akhirnya aku akan dijual seperti seekor domba, tetapi celaka baginya, karena dia akan menggenapi semua yang diucapkan bapak kita Dawud terhadap orang semacam itu bahwa-dia akan terjerumus ke dalam lubang yang telah disiapkan untuk orang lain–“.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-133)

Yesus mengucapkan syukur kepada Allah karena masih bisa bersama sahabatnya dan telah melaksanakan semua perintah Allah kepadanya. Setelah usai berdoa, Yesus menoleh kepada Yudas sambil berkata kepadanya “Teman, untuk apa engkau menunggu? Waktuku semakin mendekat, oleh karena itu pergilah dan lakukanlah apa yang harus engkau perbuat”.

Para sahabatnya menyangka bahwa Yesus mengutus Yudas untuk membeli keperluan hari Perayaan Paskah. Yudas kemudian menjawab, “Tuan, biarkanlah aku untuk makan, lalu aku akan pergi “.

Yesus kemudian berkata lagi, “Marilah kita makan, karena aku telah berkeinginan untuk makan anak domba ini sebelum aku dipisahkan dari engkau”. Ketika anak domba itu telah disantap, setan telah hinggap pada punggung Yudas. Kemudian ia keluar dari rumah itu. Yesus berkata kepadanya lagi, “Lakukanlah cepat cepat apa yang harus kamu perbuat”.

Injil Matius 26 : 20-28, Markus 13 : 17-25, Lukas 22 : 14-23, Yohanes : 2-30, mengisahkan informasi yang sama dengan informasi dari Injil Barnabas 213, meskipun ada sedikit detil yang berbeda.

Setelah perjamuan makan malam selesai, Yudas telah pergi, kemudian Yesus mengajak murid muridnya pergi ke bukit Zaitun dan mereka berhenti di dekat sebuah bangunan rumah di taman Getsemani. Yesus kemudian shalat di taman rumah tersebut.

BERSAMBUNG

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here