Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-10)

II. Nabi Ibrahim, Luth, Ismail, Ishaq.

472
Penyembelihan Nabi Ismail dilakukan di atas bukit daerah Mina, Kota Mekkah. Lokasi penyembelihan Nabi Ismail ditandai oleh sebuah tugu berwarna putih.

2. Kurban dan Khitan.

Cukup lama Nabi Ibrahim di Hebron. Kitab Kejadian mengkisahkan, Nabi Ibrahim setelah pulang dari Bakkah pernah memimpin para pengikutnya dan suku-suku di sekitarnya menyelamatkan penduduk kota Sodom. Nabi Luth dan penduduk Sodom mendapat serangan mendadak dan penjarahan suku pengelana yang kuat, yaitu suku Elam dari wilayah lembah Mesopotamia.

Nabi Luth termasuk orang yang ditawan dan dibawa pergi untuk diperbudak. Nabi Ibrahim yang mendengar berita itu dari orang-orang Sodom yang melarikan diri segera mengumpulkan pengikutnya dan mengajak suku-suku yang menjadi tetangganya untuk membantunya menolong dan membebaskan penduduk Sodom.

Kawanan suku Elam tersebut dapat dikejar dan dikalahkan sehingga lari dengan meninggalkan tawanan dan barang barang jarahannya. Nabi Luth dan penduduk Sodom yang berhasil dibebaskan sangat berterima kasih. Bahkan kepala sukunya memberikan penghargaan kepada Nabi Ibrahim. Peristiwa ini menjadi peristiwa satu-satunya dimana Nabi Ibrahim bertempur dan memenangkan pertempurannya. Nabi Ibrahim semakin dihormati oleh suku-suku di wilayah Hebron dan sekitarnya.

Sudah sekitar 12 tahun Nabi Ibrahim meninggalkan Hajar dan Ismael di Bakkah. Ismael telah berumur sekitar 13 atau 14 tahun. Tentu Nabi Ibrahim sangat memikirkan mereka yang telah ditinggalkannya itu. Saat itu, Sarah belum juga dikaruniai anak. Nabi Ibrahim kemudian pergi ke Bakkah. Ketika sampai di Bakkah, dilihatnya tempat tersebut telah menjadi sebuah pemukiman kecil dengan pusat kehidupan di dekat sumur Zamzam.

Tidak sulit menemukan rumah Hajar dan Ismael. Ketika Nabi Ibrahim sampai di depan rumah disambut dengan suka cita oleh Hajar yang kemudian memperkenalkan Ismael kepada Nabi Ibrahim. Keluarga kecil ini telah berkumpul kembali dengan penuh kegembiraan dan rasa syukur kepada Ellohim. Ismael dengan cepat mengenal bapaknya karena telah mendapatkan cerita dari ibunya.

Namun pada suatu malam, Nabi Ibrahim bermimpi diperintah Allah untuk menyembelih Ismael. Tentu Nabi Ibrahim tidak segera dapat menyampaikan mimpinya itu kepada Ismael. Ketika mimpi itu datang kembali, maka Nabi Ibrahim meyakini bahwa wahyu itu harus segera ditunaikannya.

Kemudian disampaikanlah mimpinya itu kepada Ismael dengan nada bertanya. Peristiwa ini diabadikan dengan diwahyukan kepada Nabi Muhammad sebagaimana yang tercantum pada QS. Ash-Shaffat ayat 102 yang memuat peristiwa dialog antara Nabi Ibrahim dan Ismael. Peristiwa tersebut dikisahkan kembali setelah lewat berselang dengan jarak waktu lebih kurang 2600 tahun melalui wahyu yang diterima Nabi Muhammad, yaitu:

“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.

BERSAMBUNG

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here