
Oleh:
Agus Mualif Rohadi (Pemerhati Sejarah)
A. Nabi Ibrahim Telah beberapa hari rombongan kecil ini menginap di lembah gersang dan ganas tersebut. Ketika perbekalan air sudah mulai habis, tiba-tiba Nabi Ibrahim memerintahpara pembantunya membongkar tenda. Namun tenda Nabi Ibrahim tidak dibongkar. Hajar yang segera menyadari bahwa dirinya dan Ismael akan ditinggal di tempat tersebut, kemudian bertanya kepada Nabi Ibrahim, “Wahai Nabi, apakah Allah SWT memerintahkanmu berbuat demikian?”. Nabi Ibrahim kemudian membenarkan pertanyaaan Hajar. Kemudian Hajar bertanya kembali, “Wahai Ibrahim, kepada siapa engkau meninggalkan kami?. Jawab Ibrahim, “Aku menitipkanmu pada perlindungan Allah SWT”. Lalu dijawab Hajar, “Aku ridha bersama Allah SWT,” (Al-Bukhari 4: 584). Nabi Ibrahim mendapat wahyu untuk meninggalkan tempat tersebut dengan meninggalkan Hajar dan Ismael sendirian tanpa ada orang lain yang menemani. Dengan keyakinan yang sangat kuat, Nabi Ibrahim meninggalkan istri dan anak satu-satunya tersebut. Hajar juga sangat yakin dengan wahyu yang diterima Nabi Ibrahim. Dengan demikian Hajar adalah wanita yang sangat kuat keyakinan tauhidnya dan ikhlas ditinggalkan sendirian dengan bayinya di tempat yang ganas, sulit dicari makanan dan bahkan tidak pernah kelihatan terdapat air. Suatu ujian keyakinan yang luar biasa bagi Hajar. QS. Ali Imran ayat 96 menginformasikan tempat tersebut dinamakan Bakkah, yaitu Bakkah yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam. Suatu pemberian nilai ilahiyah pada Bakkah yang sulit diukur dengan ukuran apapun yang dikenal manusia. Perjalanan Nabi Ibrahim ke Bakkah adalah perjalanan fisik dan spiritual yang paling berat yang pernah dilakukannya, yang akan diabadikan sebagai bagian dari ibadah kaum muslim di masa berikutnya. Nabi Ibrahim berjalan semakin jauh. Ketika ditengoknya Hajar tidak nampak lagi, sambil menghadap ke Bakkah, kemudian ia berdoa sebagaimana dapat dibaca pada QS. Ibrahim ayat 35-38, yang dalam doa tersebut Nabi Ibrahim memohon kepada Allah, yaitu: a) agar menjadikan tempat tingggal Hajar dan Ismael menjadi negeri yang aman;b) anak cucunya tidak menyembah berhala;c) Karena dirinya telah menempatkan sebagian keturunannya berada di dekat Baitullah, maka agar mereka (anak dan cucunya) melaksanakan shalat, menjadikan hati sebagian manusia cenderung kepada mereka;d) memberikan rizki buah-buahan kepada Hajar, Ismael dan orang-orang yang ada di tempat itu. Dengan doa tersebut maka terlihat bahwa a) Nabi Ibrahim menempatkan Hajar dan Ismael di Bakkah karena ada misi yang berkaitan dengan Baitullah. Nabi Ibrahim mengetahui ada Baitullah di situ dari wahyu yang diterimanya. Saat itu Baitullah tinggal pondasinya, sehingga belum nampak adanya bangunan;b) Dengan demikian Baitullah yang pertama kali dibangun adalah Baitullah yang ada di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam, sebagaimana disebut pada QS. Ali Imran ayat 96-97;c) di Bakkah akan kedatangan orang-orang lain yang hatinya baik dan terpikat dengan tempat tersebut, yang akan menjadi jalan berkembangnya keturunan Nabi Ibrahim di Bakkah;d) Kata-kata Nabi Ibrahim tentang sebagian keturunannya juga dapat bermakna bahwa terdapat sebagian keturunannya yang lain akan berada ditempat yang berbeda. [caption id="attachment_75063" align="alignnone" width="700"]

Alat timba kuno air Zamzam yang tersimpan di museum. (Foto: national geographic)[/caption]
B. Nabi Ibrahim dan Nabi Ismael. 1. Shafa, Marwah, dan Zamzam. Hajar sendirian di kemahnya sedang menyusui Ismael. Tidak lama setelah ditinggal Nabi Ibrahim, bekal air dan makanan sudah habis hingga menyebabkan air susu Hajar berhenti mengalir. Hal itu membuat Ismael menangis tanpa henti karena haus dan lapar. Hajar membawa Ismael keluar tenda untuk melihat keadaan sekitar, mungkin ada sesuatu yang dapat dimakan. Namun Hajar tidak menemukan sesuatu apapun yang dapat dimakan. Kondisi yang menyedihkan itu membuat Hajar meletakkan Ismael sendirian dalam keadaan terus menangis. Kemudian ia berlari-lari dari puncak bukit yang satu ke puncak bukit yang lain untuk melihat di kejauhan. Dua puncak bukit tersebut kemudian dikenal dengan bukit Shafa dan bukit Marwah. Beberapa kali Hajar berlari pergi dan balik di antara dua bukit tersebut. Kadang ia terjatuh dan membuat kakinya terluka. Hajar berharap ada rombongan kabilah lewat yang dapat menolongnya. Ketika tenaga sudah mulai habis kemudian Hajar bersimpuh dengan menengadahkan tangannya meminta pertolongan EL (Allah). Tiba-tiba tangis Ismael terhenti dan Hajar melihat Malaikat Jibril yang pernah menemuinya di Beerlahairoi sedang berdiri di samping Ismael. Karena telah mengenalnya, Hajar lalu mendekat dan dilihatnya kemudian di dekat kaki Ismael muncul sumber air yang cukup deras. Dia segera minum air sepuasnya untuk mengobati dahaga yang luar biasa yang hampir mencekik tenggorokannya. Dan tiba-tiba dirasakan payudaranya membesar membuncah terisi air susu. Segera diraihnya Ismael untuk disusuinya. Sumber air terus mengalir tidak berhenti sehingga mulai meluber. Hajar segera membuat kubangan dan berkata “zamzam” yang mempunyai arti kumpullah. Zamzam juga mempunyai arti yang banyak atau yang melimpah ruah. Peristiwa ini terjadi sekitar tahun 2079 SM. Shafa, Marwah, dan air Zamzam adalah satu paket peristiwa yang menjadi symbol tentang harapan dan semangat hidup yang kuat berdasar keyakinan tauhid yang kuat, yang nantinya juga akan menjadi bagian penting dalam ibadah kaum muslim. Setelah beberapa lama hanya berdua, suatu saat dari kejauhan terlihat ada rombongan kafilah pedagang yang lewat mendekat ke kemahnya. Rombongan itu datang setelah sebelumnya dari kejauhan mereka melihat ada burung yang berputar-putar di atas yang menandakan di bawahnya ada air. Oleh karena itu rombongan kafilah tersebut mendekat. Pasti terdapat rasa keheranan atas apa yang mereka lihat. Tampak ada kemah yang dihuni oleh seorang perempuan dan seorang anak kecil di tempat yang menurut akal sehat saat itu tidak mungkin ada manusia yang mau tinggal di tempat tersebut. Mereka pasti berpikir bahwa wanita tersebut pasti bukan orang kebanyakan dan ada kekuatan yang tak terlihat yang melindungi wanita dan anak yang masih dalam susuan itu. Rombongan pedagang itu memperkenalkan diri sebagai kafilah suku Jorhamit atau suku Jurhum, keturunan Jorham. Mereka berasal dari wilayah yang sekarang dikenal dengan negeri Yaman. Ada yang menyebut suku Jurhum adalah keturunan Hadhram bin Eber bin Qaunan bin Arphaksad bin Sem bin Nuh. Sangat mungkin suku Jurhum adalah suku keturunan suku ‘Aad yang selamat pada masa Nabi Hud. Jadi suku Jorhamit adalah suku yang masih saudara jauh Nabi Ibrahim sesame keturunan Sem bin Nuh. Kepala suku Jorhamit tersebut, dengan meyakini bahwa Hajar dan Ismael adalah orang yang istimewa, kemudian minta izin untuk ikut menetap di lembah itu. Mereka berkeinginan bersama sama Hajar dan Ismael menjadikan lembah tersebut menjadi kampung halaman mereka. Dengan demikian Hajar dan Ismael telah mempunyai kawan untuk membentuk lembah tersebut menjadi negeri baru. Hajar karena ketaatannya kepada EL dan Ibrahim serta ketangguhannya menghadapi cobaan sejak kehamilan hingga bersama seorang anak bayi ditinggal dilembah tandus dan gersang, panas dan ganas, ternyata ditaqdirkan menjadi wanita yang menjadi sumber dari lahirnya suatu bangsa baru. Dan dari bangsa tersebut akan muncul seorang Rasul yang membawa risalah Allah yang terakhir dan sempurna. [caption id="attachment_75065" align="alignnone" width="720"]

Penyembelihan Nabi Ismail dilakukan di atas bukit daerah Mina, Kota Mekkah. Lokasi penyembelihan Nabi Ismail ditandai oleh sebuah tugu berwarna putih.[/caption]
2. Kurban dan Khitan. Cukup lama Nabi Ibrahim di Hebron. Kitab Kejadian mengkisahkan, Nabi Ibrahim setelah pulang dari Bakkah pernah memimpin para pengikutnya dan suku-suku di sekitarnya menyelamatkan penduduk kota Sodom. Nabi Luth dan penduduk Sodom mendapat serangan mendadak dan penjarahan suku pengelana yang kuat, yaitu suku Elam dari wilayah lembah Mesopotamia. Nabi Luth termasuk orang yang ditawan dan dibawa pergi untuk diperbudak. Nabi Ibrahim yang mendengar berita itu dari orang-orang Sodom yang melarikan diri segera mengumpulkan pengikutnya dan mengajak suku-suku yang menjadi tetangganya untuk membantunya menolong dan membebaskan penduduk Sodom. Kawanan suku Elam tersebut dapat dikejar dan dikalahkan sehingga lari dengan meninggalkan tawanan dan barang barang jarahannya. Nabi Luth dan penduduk Sodom yang berhasil dibebaskan sangat berterima kasih. Bahkan kepala sukunya memberikan penghargaan kepada Nabi Ibrahim. Peristiwa ini menjadi peristiwa satu-satunya dimana Nabi Ibrahim bertempur dan memenangkan pertempurannya. Nabi Ibrahim semakin dihormati oleh suku-suku di wilayah Hebron dan sekitarnya. Sudah sekitar 12 tahun Nabi Ibrahim meninggalkan Hajar dan Ismael di Bakkah. Ismael telah berumur sekitar 13 atau 14 tahun. Tentu Nabi Ibrahim sangat memikirkan mereka yang telah ditinggalkannya itu. Saat itu, Sarah belum juga dikaruniai anak. Nabi Ibrahim kemudian pergi ke Bakkah. Ketika sampai di Bakkah, dilihatnya tempat tersebut telah menjadi sebuah pemukiman kecil dengan pusat kehidupan di dekat sumur Zamzam. Tidak sulit menemukan rumah Hajar dan Ismael. Ketika Nabi Ibrahim sampai di depan rumah disambut dengan suka cita oleh Hajar yang kemudian memperkenalkan Ismael kepada Nabi Ibrahim. Keluarga kecil ini telah berkumpul kembali dengan penuh kegembiraan dan rasa syukur kepada Ellohim. Ismael dengan cepat mengenal bapaknya karena telah mendapatkan cerita dari ibunya. Namun pada suatu malam, Nabi Ibrahim bermimpi diperintah Allah untuk menyembelih Ismael. Tentu Nabi Ibrahim tidak segera dapat menyampaikan mimpinya itu kepada Ismael. Ketika mimpi itu datang kembali, maka Nabi Ibrahim meyakini bahwa wahyu itu harus segera ditunaikannya. Kemudian disampaikanlah mimpinya itu kepada Ismael dengan nada bertanya. Peristiwa ini diabadikan dengan diwahyukan kepada Nabi Muhammad sebagaimana yang tercantum pada QS. Ash-Shaffat ayat 102 yang memuat peristiwa dialog antara Nabi Ibrahim dan Ismael. Peristiwa tersebut dikisahkan kembali setelah lewat berselang dengan jarak waktu lebih kurang 2600 tahun melalui wahyu yang diterima Nabi Muhammad, yaitu: “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu;insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
BERSAMBUNGDapatkan update muslimobsession.com melalui whatsapp dengan mengikuti channel kami di Obsession Media Group