Para Rasul dalam Peradaban (Seri-138)

VIII. Nabi Zakariya, Yahya, ‘Iysaa, Kehancuran Haekal Sulaiman (Masjidil Aqsha) yang Kedua dan Kemunculan Nashara, Kristen dan Katolik

640
Lukisan penangkapan "sosok Yesus" di taman Getsemani. (Sumber: rainbowtoken)

Oleh: Agus Mualif Rohadi (Pemerhati Sejarah)

19. Penangkapan dan Penyaliban “Sosok Yesus”.

Injil Barnabas 214-217 menginformasikan, pada malam itu Yudas telah bersepakat dengan para pejabat agama Yahudi untuk menyerahkan Yesus dengan imbalan yang besar berupa tiga puluh keping uang emas.

Dengan mendapatkan dukungan tentara dari gubernur Roma dan Herodes Antipas, pejabat agama dengan diantar Yudas mendekati posisi Yesus dengan sebelas sahabat setianya.

Saat itu, para murid Yesus sedang tidur pulas, tiba-tiba Yesus mendengar langkah-langkah orang banyak mendekati tempatnya. Yesus berusaha membangunkan muridnya, namun tidak berhasil, kemudian Yesus masuk ke rumah.

Saat itu, Allah telah memerintahkan empat malaikat, yaitu Jibril, Mikail, Rafail dan Uriel untuk menyelamatkan Yesus. Ketika Yesus masuk ternyata telah ditunggu oleh empat malaikat tersebut yang kemudian membawanya pergi melalui jendela yang menghadap selatan.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-137)

Yudas masuk rumah mendahului lainnya dan ketika melihat para sahabat tidur kemudian langsung menuju kamar belakang. Namun Yudas tidak menemukan Yesus di tempat itu. Saat itu Yudas tidak merasa bahwa dirinya telah diubah oleh Allah, menjadi sosok yang persis Yesus, baik badan, rupa, maupun suaranya.

Kemudian Yudas keluar dari kamar belakang dan membangunkan para sahabat Yesus dan menanyakan kepada mereka dimana Yesus berada. Tentu para sahabat semua keheranan kemudian menjawab:  “Engkau, tuan guru kami, sudah lupakah engkau sekarang kepada kami”.

Yudas yang telah serupa bahkan suaranya pun sama dengan Yesus, sambil tersenyum menjawab, “Sekarang kamu menjadi bodoh, hingga tidak tahu kepadaku. Aku adalah Yudas Ischariot”. Tiba-tiba tentara datang, lalu menangkap Yudas Ischariot, dan langsung di gelandang keluar rumah.

Para sahabat Yesus dengan kebingungan menyaksikan peristiwa tersebut. Dalam pandangan dan pendengaran mereka, Yesus mengaku dirinya Yudas Ischariot, dan ketika tentara masuk langsung menangkap Yesus yang mengaku sebagai Yudas Ischariot.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-136)

Setelah sadar bahwa “sosok Yesus” telah ditangkap oleh tentara, mereka kemudian lari berhamburan menghindar dari tempat tersebut mengantisipasi jika terjadi penangkapan lagi. Seperti yang didoakan dan dimohonkan Yesus agar para sahabatnya diselamatkan, maka sebelas sahabat Yesus telah lolos dari penangkapan tentara.

Tentu Yudas meronta-ronta kenapa dirinya ditangkap sedang dirinya telah membantu dan berjasa dalam penangkapan Yesus. Yudas tidak pernah tahu bahwa dirinya telah serupa dengan Yesus.

Sehingga ketika dia berteriak mengapa dirinya ditangkap kemudian dijawab oleh tentara yang menangkapnya, “Tuan, jangan takut, karena kami datang untuk menjadikan engkau raja Israil dan mengikat engkau karena kami tahu, bahwa engkau tak sudi menerima kerajaan itu”.

Yudas masih mencoba menjawab dengan bertanya kenapa dirinya yang ditangkap bukan Yesus yang ditangkap. Tentu hal itu membuat para tentara tersebut menjadi semakin jengkel dan kemudian memukuli Yudas Ischariot, setelah itu menyeretnya ke Yerusalem.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-135)

Ketika hari telah pagi tentara telah menghadapkan Yudas Ischariot yang telah berubah menjadi sosok Yesus kepada para pejabat agama yang setelah itu akan dihadapkan pada penduduk Yerusalem.

Ketika Yudas Ischariot dipertontonkan, semua orang baik para penduduk, tentara, para pemimpin agama dan orang-orang yang pernah melihat Yesus bersaksi bahwa yang sosok ditangkap adalah Yesus.

John dan Peter yang mengikuti dari kejauhan melihat bahwa para tentara telah menangkap sosok Yesus. Pagi hari setelah penangkan dan hari-hari berikutnya, mereka selalu mengikuti perkembangan pemeriksaan dan sidang pengadilan Yudas Ischariot yang telah berubah menjadi sosok Yesus.

Persidangan majelis agama atau Sanhedrin dipimpin oleh imam besarnya, yaitu Kayafas. Dalam persidangan, Yudas Ischariot terus berusaha dengan gigih meyakinkan kepada para pejabat agama tersebut bahwa dirinya bukan Yesus tetapi Yudas Ischariot yang telah berjanji untuk menyerahkan Yesus orang Nazareth kepada para pejabat agama.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-134)

Namun usahanya tersebut justru memperoleh caci maki sebagai seorang pemfitnah yang telah murtad, menjadi penipu, berpura pura gila dan ditertawakan. Oleh karena itu, “sosok Yesus” patut dihukum dengan keras, bahkan patut dihukum mati.

Setelah puas dengan pemeriksaannya, para pejabat agama kemudian membawa “sosok Yesus” tersebut kepada gubernur. Kepada gubernur, Yudas juga berusaha meyakinkan bahwa dirinya bukanlah Yesus tetapi Yudas Ischariot.

Gubernur Roma tentu sangat kaget dengan pengakuan dan kegigihan Yudas meyakinkkannya. Gubernur Roma, karena dia bukan orang Yahudi, mungkin tidak mempunyai rasa benci terhadap Yesus sehingga menjadi bimbang mendengar keterangan Yudas. Mungkin Gubernur Roma berpikir, dengan kehebatan mukjizatnya, bisa saja Yesus mengubah Yudas Ischariot menjadi sosok seperti Yesus.

Oleh karena itu gubernur kemudian berkata kepada pejabat agama dengan mengatakan bahwa jika dia benar adalah Yudas, maka dengan kemampuan sihirnya Yesus dapat membuat Yudas diserupakan dengan Yesus. Dengan demikian dia tidak patut dihukum. Dan jika dia benar adalah Yesus yang sebenarnya, maka Yesus telah menjadi orang gila sehingga tidak patut pula dihukum apalagi dihukum mati.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-133)

Sosok Yesus kemudian dikembalikan oleh gubernur kepada para pejabat agama tersebut. Perkataan itu membuat para pejabat agama protes keras terhadap gubernur (Pilatus). Namun Pilatus memberikan jawaban bahwa yang diadili adalah orang Galilea, oleh karena itu dirinya merasa tidak berkaitan untuk mengadili perkara itu dan sebaiknya dibawa kepada Herodes Antipas sebagai raja yang membawahi wilayah Galilea. Para pejabat agama kemudian membawa pesakitannya itu kepada Herodes.

Sampai di istana Herodes, Yudas tetap berusaha meyakinkan bahwa dirinya bukan Yesus. Namun Herodes dan para pejabat istananya tidak percaya dengan pengakuan Yudas dan malah menertawakan dan mengejeknya.

Namun Herodes Jr. ini juga tidak menetapkan hukuman kepada sosok Yesus karena merasa ragu sehingga beralasan tidak mempunyai kewenangan untuk menghukumnya. Namun, Herodes Jr. ingin meyakini bahwa sosok tersebut adalah Yesus sehingga ingin melihat Yesus menunjukkan mukjizatnya. Tentu Yudas Ischariot tidak pernah bisa menunjukkan mukjizat apapun.

Hal itu membuat Herodes Antipas menjadi merasa ragu apakah yang dihadapkan kepadanya adalah Yesus. Jika memang sosok tersebut Yesus, mengapa tidak kunjung menunjukkan mukjizat untuk menolong dirinya sendiri.

Antipas betul-betul dipenuhi kebimbangan, tidak yakin bahwa yang ditangkap dan diadili adalah Yesus. Oleh karena itu Antipas kemudian mengembalikan sosok Yesus kepada Pilatus untuk ditetapkan hukumannya dengan mengirim surat kepada Pilatus yang bunyi suratnya adalah agar tidak bersikap lemah untuk mengadili orang-orang Israel.

Hal itu menunjukkan Herodes Antipas tidak peduli apakah sosok yang sedang diadili itu Yudas Ischariot atau Yesus.

BERSAMBUNG

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here