Palestina Kembali Berdarah, AS Salahkan Hamas

938
Jared Kushner, menantu dan penasehat senior Presiden Trump, berbicara selama upacara pembukaan kedutaan AS yang baru di Yerusalem (Photo: NYT)

AS, Muslim Obsession – Juru Bicara Istana Kepresidenan Amerika Serikat (AS) Gedung Putih, Raj Shah tidak menyalahkan Israel atas kematian 59 demonstran Palestina. Namun, justru menyalahkan Hamas dan menggambarkan aksi demonstrasi tersebut sebagai upaya propaganda mengerikan yang dilakukan Hamas.

Shah berpendapat, ketika kecaman datang dari seluruh dunia mengenai kekerasan terbaru yang dilakukan oleh pasukan Israel di perbatasan Gaza, hal tersebut menurutnya salah. Ia mengatakan Israel memiliki hak untuk membela diri.

“Kami sadar akan laporan kekerasan yang berlanjut di Gaza hari ini. Tanggung jawab atas kematian tragis ini hanya ada pada Hamas. Mereka yang harus bertanggung jawab atas seluruh situasi sekarang. Karena Hamas secara sengaja dan sinis memprovokasi tanggapan ini,” ujarnya Senin (14/5/2018).

Komentar Shah tersebut dilontarkan seraya menunjukkan cuplikan layar televisi yang menunjukkan pembukaan kedutaan AS baru di Yerusalem yang terus berjalan saat ratusan demonstran Palestina berdemonstrasi di dekat perbatasan Gaza. Ratusan dari mereka terkena tembakan. Lebih dari 2.000 orang cedera.

Banyak negara, di antaranya Inggris dan Perancis, mendesak Israel untuk menahan diri. Sementara Turki menyebut penembakan itu sebagai pembantaian.

Shah tidak mengeluarkan kritik sedikit pun atas tindakan Israel. Bahkan ia berulang kali menyalahkan Hamas.

“Kita tidak boleh melupakan fakta bahwa Hamas adalah orang yang secara terang-terangan memikul tanggung jawab atas seluruh situasi saat ini,” kata Shah, sebagaimana dilansir Independent, Selasa (15/5/2018).

Dia juga tidak mengklaim pembukaan kedutaan baru, atau kekerasan terbaru, akan menggagalkan upaya administrasi Trump untuk mengamankan kesepakatan perdamaian yang lebih luas antara Israel dan Palestina.

“Rencana perdamaian akan bisa dibuktikan pada saat yang tepat ketika hal itu dapat dievaluasi berdasarkan manfaatnya,” katanya.

Pernyataan Trump yang mengatakan Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv, adalah bagian dari memenuhi janji kampanye Trump.

Meskipun para pemimpin Eropa, Timur Tengah dan tak terkecuali Indonesia, menentang keputusan tersebut. (Vina)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here