Palestina dan Kisah Yusuf AS

947

Ketiga, harapan di akhir semua itu ada keberkahan dan kenikmatan besar.

Setelah melalui semua drama yang penuh misteri itu, Yusuf pada akhirnya diberikan keberkahan dan kenikmatan besar. Selain memang diangkat menjadi nabi, keberkahan terbesarnya, juga diangkat menjadi penguasa Mesir. Kekuasaan yang bukan sekedar kekuasaan. Tapi kekuasaan yang penuh barokah dan kegunaan bagi negeri sendiri maupun orang lain.

Di sinilah harapan kita bersama, semoga Palestina setelah melalui berbagai cobaan itu akan diangkat oleh kekuasaan samawi. Dikembalikan oleh Allah kepada keberkahan sejatinya. Mendapatkan kemerdekaannya dan menjadi baldah thoyyibah wa Rabbun Ghafur.

Tapi pada akhirnya semua itu juga akan ditentukan oleh orang-orang Palestina sendiri. Sebagaimana Yusuf yang semakin solid dalam iman di tengah badai itu, orang-orang Palestina juga harusnya demikian, solid dalam iman dan akidah mereka di tengah berbagai badai yang mereka hadapi.

Bukan seperti yang sering kita dengarkan bahwa Palestina baru saja diberikan sebongkah tanah untuk dijadikan embryo negara Palestina (west bank dan Ghaza) mereka sudah berebut kekuasaan. Mereka saling mengeliminir di antara mereka sendiri.

Bukankah masanya bagi semua pihak di Palestina untuk menauladani Yusuf? Saling memaafkan sesama saudara atas kekhilafan dan dosa masing-masing, demi menyongsong masa depan yang ceria. Masanya mereka harus sadar bahwa Palestina dan masa depan mereka tidak harus ditentukan oleh orang lain. Tidak perlu seperti Israel yang harus disuapi oleh Donald Trump. Tapi harusnya mereka rela mampu mengorbankan nafsu kelompok menuju kepada kebersamaan dalam ukhuwah Islamiyah dan wathoniyah yang solid. Semoga!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here