Oleh: Imam Shamsi Ali, Presiden Nusantara Foundation, New York
Kota Jerusalem tidak akan bisa terpisahkan dari rangkaian kisah Ibrahim dan anak cucunya. Dua putra Ibrahim yang terpopuler dalam sejarah adalah Ismail dan Ishak (Alaihim As-salam). Ismail kita kenal dalam hidupnya kemudian berimigrasi ke tanah haram, Makkah Al-Mukarramah. Sementara Ishak yang dilahirkan di Jerusalem setelah Ismail melalui masa remajanya, dengan kisah pengorbanan, tetap berdomisili di Al-Quds As-Sharif atau kota Jerusalem.
Salah satu putra keturunan Ishak yang terpopuler, khususnya dalam sumber-sumber keagamaan Islam (Al-Quran dan sirah) adalah Ya’qub (alaihissalam) dan 12 putranya yang terekam jelas dalam sebuah surah khusus Al-Quran, surah Yusuf atau surah no. 12 dalam Al-Quran.
Yang ingin saya sampaikan kali ini bukan sejarah Ibrahim dan anak keturunannya sebagai sejarah. Tapi bagaimana peristiwa demi peristiwa yang menimpa Palestina saat ini sangat relevan dengan apa yang menimpa cicit Ibrahim, cucu Ishak dan putra Ya’qub, yaitu Yusuf Alaihissalam.
Kehidupan Yusuf penuh dengan drama yang terkadang ada di luar batas nalar manusia memahaminya. Kehidupannya penuh dengan liku-liku dan misteri samawi yang tidak sederhana dicerna oleh akal manusia. Cobaan ke cobaan yang lain, dan dalam ragam bentuknya dilaluinnya dengan kematangan iman. Dicintai tapi dibenci, hendak dibinasakan tapi diselamatkan dengan penyelamat ghaib, dijual sebagai budak tapi penuh kehormatan dan kesenangan, bahkan dipenjara lalu menjadi raja yang terhormat.
Mari kita lihat beberapa kemiripan antara Yusuf dan bumi Palestina. Kemiripan yang tentunya juga karena ikatan historis tadi.