Pakai Peci NU, Pendeta Yerry Kagum dengan Toleransi Umat Islam

1151

Jakarta, Muslim Obsession – Di moment perayaan Hari Natal, Pedeta Yerry Pattinasarany menceritakan isi hatinya, dimana ia selalu merasa kagum dengan sikap toleransi yang diajarkan oleh umat Islam. Ia merasakan sendiri bagaimana umat Islam berani berkorban demi sebuah perayaan Natal.

Hal itu mengacu pada sebuah peristiwa yang dialami Riyanto. Sosok Riyanto yang merupakan seorang muslim dari Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama (NU) yang dianggap menjadi simbol nyata toleransi antar umat beragama.

Dikatakannya bahwa Riyanto rela kehilangan nyawa demi menyelamatkan umat Kristen yang sedang beribadah di malam Natal. Momen itu terjadi pada tahun 2000, tepatnya pada saat peristiwa pengeboman di sebuah gereja di Mojokerto, yakni Gereja Eben Haezer.

Pendeta Yerry Pattinasarany menceritakan pengorbanan Riyanto itu melalui unggahan akun Instagram @yerry_pattinasarany yang kemudian direpost oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Kamis (24/12/2020).

Dalam kesempatan itu, Yerry mengaku selalu mengingat sosok Riyanto setiap kali Natal.

“Dia adalah seorang muslim, banser Nahdlatul Ulama yang ditugaskan menjaga satu gereja ketika sedang melangsukan kebaktian malam natal tahun 2000 Gereja Eben Haezer Indonesia di Mojokerto,” ujar Yerry.

“Ketika ibadah sedang berlansung Riyanto melihat benda yang ternyata itu adalah bom dan dengan inisiatif dia mengambil bom tersebut dan mengizinkan bom itu meledak di tubuhnya,” jelasnya.

“Tubuhnya terburai dan juga dengan nyawanya. Dia kehilangan nyawanya demi menyelamatkan nyawa orang-orang Kristen yang sedang beribadah pada malam natal saat itu.”

Menurutnya, perngorbanan Riyanto sebagai representasi seorang muslim tidak akan pernah dilupakan oleh umat kristen. Dirinya juga meminta supaya jiwa dan semangat Riyanto bisa dijadikan contoh.

“Itu sebabnya orang kristen tidak boleh melupakan apa yang Riyanto pernah perbuat, apa yang sahabat muslim pernah lakukan terhadap umat Kristen,” kata Yerry.

“Itu sebabnya saya mengajak setiap kita cintai bangsa ini, miliki semangatnya Riyanto,” harapnya.

Karena itu setiap kali Natal, pendeta Yerry selalu memakai peci hitam berlambang NU sebagai bentuk penghormatan terhadap umat Islam. Ia juga kagum dengan toleransi yang diajarkan Abdurrahman Wahid atau Gusdur. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here