NU dan Muhammadiyah Layak Dapat Nobel Perdamaian

1094
NU dan Muhammadiyah
Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah diusulkan UGM menerima Nobel Perdamaian.

Jakarta, Muslim Obsession – Rencana Universitas Gadjah Mada (UGM) memperjuangkan Nadhlathul Ulama (NU) dan Muhammadiyah untuk menerima Nobel Perdamaian didukung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Menurut Sekretaris Jendral PDIP Hasto Kristiyanto, baik NU dan Muhammadiyah layak mendapatkannya karena menjadi pelopor dalam membangun sintesa yang sempurna antara Islam dan Pancasila.

Ketika Bung Karno merancang naskah awal pembukaan UUD 1945, imbuh Hasto, di situlah semangat ikut melaksanakan ketertiban dunia diperjuangkan. Ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial adalah implementasi Pancasila.

“Inilah semangat membangun persaudaraan dunia di mana Pancasila hadir sebagai solusi atas jalan tatanan dunia baru tersebut,” ujar Hasto dalam keterangan resmi, Kamis (31/1/2019).

Hasto menambahkan, dasar seluruh filsafat menjadikan kemerdekaan Indonesia untuk mewujudkan persaudaraan dunia, tidak terlepas dari keteledanan dan kepeloporan dua organisasi Islam terbesar di Indonesia tersebut.

Muhammadiyah, dengan semangat Islam berkemajuan untuk kemaslahatan umat, berdakwah melalui bidang pendidikan, kesehatan, sosial dan gerak ekonomi kerakyatan, menjadi contoh kemajuan peradaban Indonesia.

Demikian halnya NU, semangat hubbul wathan minal iman dan tradisi Islam yang menyatu dengan tradisi kebudayaan masyarakat Indonesia, pendidikan pesantren yang unik dan khas Nusantara, serta mekanisme untuk melakukan musyawarah terhadap berbagai persoalan mendasar bangsa di dalam menjadikan Pancasila sebagai dasar, jiwa dan kepribadian bangsa sangat diakui.

“PDIP percaya, dengan tradisi keIslaman yang membangun watak dan jati diri bangsa gotong royong, maka pemberian nobel perdamaian tersebut sangat relevan mengingat peran Muhammadiyah dan NU dalam mewujudkan Islam yang toleran (tasamuh), damai (salam) dan menjadi inspirasi bagi dunia,” tegasnya.

Rencana UGM mengusulkan NU dan Muhammadiyah sebagai kandidat penerima penghargaan Nobel Perdamaian muncul dalam seminar internasional “Islam Indonesia di Pentas Global: Inspirasi Damai Nusantara untuk Dunia” di Balai Senat UGM, Jumat (25/1).

Menurut Rektor UGM Panut Mulyono, NU dan Muhammadiyah telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam proses transisi dan konsolidasi demokrasi di Indonesia.

Peran positif konsolidasi terlihat dalam upaya membangun perdamaian melalui kiprahnya dalam berbagai bidang kehidupan, seperti pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial, filantropi, kebencanaan, sosial kemasyarakatan, serta demokrasi. “NU dan Muhammadiyah turut berkiprah dalam perdamaian di Indonesia dan di kancah internasional. Kiprah tersebut telah dirasakan masyarakat dunia,” tandasnya. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here