Nasution, Sosok Jenderal yang Anti Poligami

1987
Nasution, Sukarno, dan Suharto
AH Nasution (kiri), Sukarno, dan Suharto.

Jakarta, Muslim Obsession – Ada cerita menarik dari Jenderal TNI AH Nasution saat menghadiri Halal Bihalal di Istana Negara, Presiden Sukarno melontarkan tanya dalam bahasa Belanda. “Zeg Nas, wanner komt je bij mij lunchen?” Pertanyaan itu bikin Nasution yang saat itu menjabat Menteri Pertahanan Keamanan bingung untuk memberikan jawaban.

Jika diartikan dalam bahasa Indonesia ajakan itu berarti, “Hei Nas, kapan kau datang makan siang dengan aku?” Makan siang di kediaman Sukarno berarti Nasution diundang datang ke Istana Bogor di mana Hartini hadir. Bagi Nasution ajakan itu merupakan suatu kehormatan.

“Suatu kejutan baru,” kata Nasution dalam memoarnya Memenuhi Panggilan Tugas Jilid 5: Kenangan Masa Orde Lama. Nasution memang bersedia ke Bogor dan duduk semeja makan bersama Sukarno dan Hartini. Akan tetapi, dia tak menjamin kehadiran istrinya, Johana Sunarti.

Mengutip Historia, undangan kepada Nasution terjadi setelah Letjen Ahmad Yani menjabat Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). Tak lama setelah dilantik menggantikan Nasution, Yani bersama sejumlah asistennya berikut istri masing-masing berkunjung ke Istana Bogor. Di sana, para pucuk pimpinan TNI-AD makan bersama Presiden Sukarno didampingi istrinya, Hartini.

Menurut Nasution, tindakan Yani merupakan perubahan 180 derajat. Sikap Nasution bertalian dengan keberadaan Hartini. Nasution dan istrinya tak pernah mau datang ke Istana Bogor apabila ada Hartini di sana. Ada alasan menarik kenapa Nasution menolak ke Istana bawa istri. Jawabannya karena mereka anti terhadap yang namanya istri kedua.

“Istri saya baru bertemu dengan ‘istri kedua’ itu di masa saya sudah pensiun, dan selanjutnya adalah hubungan baik, karena tiada lagi masalah,” kata Nasution.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here