Myanmar Diduga Hilangkan Bukti Kuburan Massal Rohingya

860
Cuplikan video yang diperlihatkan Arakan Project terkait pemusnahan kuburan massal etnis Rohingya (Foto: Arakan Project / The Guardian)

Myanmar, Muslim Obsession  Pemerintah Myanmar diduga telah menghancurkan kuburan massal etnis Rohingya dengan menggunakan bulldozer guna menghancurkan bukti-bukti pembantaian yang dilakukan pada 2017.

Tuduhan itu diungkapkan oleh kelompok Arakan Project kepada media Inggris, The Guardian. Sebelumnya, media Associated Press dan Reuters juga melakukan investigasi yang sama terhadap kuburan-kuburan etnis Rohingya di Rakhine.

Direktur Arakan Project, Chris Lewa menuturkan, penghancuran itu merupakan upaya menyembunyikan bukti secara permanen.

“Dua dari kuburan massal yang kita tahu telah muncul di media. Tapi, salah satu kuburan itu sudah hancur pada Kamis (15/2/2018) waktu setempat. Ini berarti bukti-bukti pembunuhan sedang dihancurkan,” ujar Chris Lewa, seperti dilansir The Guardian, Selasa (20/2/2018) waktu setempat.

“Pelakunya adalah perusahaan-perusahaan swasta. Mereka datang dari Myanmar tengah, bukan Rakhine. Sangat jelas ini terjadi sesuai perintah dari pemerintah,” sambungnya.

Kuburan massal yang dilaporkan dihancurkan itu berada di Maung Nu, Buthidaung, sebelah utara Rakhine, yang mana terjadi pembantaian pada Agustus 2017 sesuai laporan kelompok-kelompok pembela kemanusiaan. Arakan Project mengumpulkan bukti tersebut lewat jaringan darat.

Human Rights Watch menuturkan, para korban yang berhasil selamat mengatakan mereka dipukuli, dilecehkan, ditusuk, dan ditembak oleh para tentara. Padahal, orang-orang itu hanya berkumpul untuk mencari perlindungan di tempat yang lebih aman dari agresi militer.

Juru bicara pemerintah Myanmar, Zaw Htay, membantah laporan penghancuran kuburan massal tersebut. Ia mengaku, pemerintah daerah sedang membersihkan area tersebut untuk dibangun kembali.

“Tidak ada warga desa dan perumahan di sana, hanya tanah kosong. Kami harus membangun kembali desa baru di sana,” ujar Zaw Htay.

Ia menambahkan, pembangunan itu dilakukan demi menyambut kedatangan pengungsi Bengali, yang bersangkutan menolak menyebut Rohingya, dari Bangladesh.

Ketika ditanyakan mengenai penghancuran kuburan massal itu, Zaw Htay justru berbalik meminta bukti-bukti akurat. Ia meminta agar media jangan mudah percaya kepada cerita-cerita dari orang Bengali di seluruh dunia atau pembela-pembelanya.

“Tolong beri saya bukti yang terpercaya, konkret dan kuat, jangan berdasarkan cerita dari orang-orang Bengali di seluruh dunia atau pelobi-pelobi mereka,” tegas Zaw Htay. (Vina)

BAGIKAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here