Jakarta, Muslim Obsession – Jelang pemilihan presiden (pilpres) dan pemilihan legislatif (pileg), Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) nonaktif, KH. Ma’ruf Amin telah memberikan pengarahan dalam rapatnya dengan pimpinan MUI.
Dalam rapat tersebut diputuskan menjadi sikap dan pandangan MUI dalam menghadapi pilpres dan pileg April nanti. Maka dari itu MUI meminta pelaksanaan pilpres dan pileg yang akan datang dapat berjalan dengan baik dan lancar.
“MUI sebagai organisasi harus mendukung secara aktif untuk menyukseskan dàn menciptakan pileg dan pilpres yang bebas, jujur, adil dan berakhlak,” ujar Sekretaris Jenderal MUI, Anwar Abbas kepada Muslim Obsession, Rabu (9/1/2019).
Selain itu, agar kredibilitas MUI di tengah-tengah masyarakat tetap terjaga dan terpelihara maka seluruh pimpinan MUI harus bisa menjaga netralitas organisasi. Oleh karena itu, kata Anwar Abbas, seluruh personalia MUI secara organisasi tidak boleh menyeret-nyeret MUI kedalam praktek dukung mendukung calon yang ada.
“Tetapi ini tidak berarti bahwa pengurus MUI secara personal tidak boleh terlibat dalam dukung mendukung salah satu calon atau pasangan calon. Masing-masing anggota pimpinan dipersilahkan saja untuk mendukung, memperjuangkan dan memilih salah satu calon atau paslon yang disukai dan didukungnya tetapi jangan membawa-bawa nama organisasi MUI,” katanya.
Agar soliditas diantara pimpinan MUI tetap dapat terjaga dan terpelihara, Anwar Abbas meminta agar seluruh personalia pimpinan MUI untuk tetap menjaga ukhuwah islamiyah dan persatuan kesatuan.
“Untuk itu MUI menghimbau kepada para anggota pimpinan dan kepada semua pihak untuk saling menghormati dan tidak saling jelek menjelekkan antara satu dengan lainnya agar jangan sampai terjadi kontestasi yang diselenggarakan satu kali dalam lima tahun ini akan merusak hubungan persudaraan yang harus dan wajib kita bangun dan kita pertahankan untuk selama-lamanya,” tegasnya.
Dalam Pileg dan Pilpres ini, lanjut Anwar, seluruh personal pimpinan MUI harus bisa membangun dan mengembangkan sikap tawadud dan tarohum atau sikap saling mencintai dan saling menyayangi di kalangan umat dan warga bangsa. Supaya, tauhidul ummah atau persatuan dan kesatuan umat tetap terjaga dan terpelihara..
“Semoga dengan begitu, bisa menjauhkan sikap taghadhub dan tahasud atau saling marah dan saling membenci agar persatuan dan kesatuan diantara umat dan warga bangsa di negeri ini tetap terjaga dan terpelihara sehingga pembangunan yang kita jalankan dapat terselenggara sesuai dengan yang kita harapkan, “ tukasnya. (Bal)