Muslim Obsession – Sebuah perusahaan tidak mudah bertahan di tengah pandemi. Mulai dari daya beli yang menurun akibat kemerosotan ekonomi, juga karena penerapan PSBB di hampir seluruh kota besar di Indonesia.
Namun, hal ini tidak banyak memiliki pengaruh besar terhadap Mouza Indonesia. Mouza Indonesia adalah perusahaan fashion muslim Indonesia (pakaian & aksesoris) yang berdomisili di Bandung, Jawa Barat, Indonesia.
Mouza Indonesia didirikan pada tahun 2016 oleh Dini Fitriyah. Menurut Dini, pandemi Covid-19 tak menjadi halangan bagi Mouza untuk terus menghadirkan koleksi fashion muslim terbaru, baik untuk akhwat (perempuan) maupun ikhwan (laki-laki).
Hal itulah yang mendasari diresmikannya Mouza Store Indonesia pertama di Kota Bandung, yakni untuk lebih mendekatkan dan memudahkan para konsumen Mouza untuk mendapatkan koleksi fashion muslim yang sesuai syariat Islam.
“Semoga hadirnya Mouza Indonesia bisa menginspirasi para muslimah untuk terus menebarkan kebaikan melalui fashion muslim yang sesuai syariat Islam,” ucap Dinii, saat acara Soft Opening Mouza Store Indonesia di Miko Mall Kopo, beberapa hari lalu seperti disiarkan melalui Instagram @mouza.indonesia, Kamis (1/10/2020).
Ia pun menuturkan, bahwa fokus desain ala New Normal Mouza Indonesia kini lebih ke fashion daily, namun tetap trendy sehingga bisa pula digunakan ke acara formal, atau sekadar hangout bersama teman.
“Koleksi terbaru Mouza sekarang di masa pandemi banyaknya lebih ke fashion daily, tapi masih bisa dipake hangout, jalan. Sekarang lagi era New Normal, jadi semua yang kita buat sekarang meskipun homedress untuk daily, tapi kita harus tetap fashionable,” katanya.
Terhitung sejak tanggal 14 Februari 2018 Mouza secara resmi terdaftar di Kementrian Hukum dan HAM dengan nama PT. MOUZA SINERGI INDONESIA.
Mouza Indonesia merupakan brand utama dari PT. Mouza Sinergi Indonesia yang juga memiliki brand lain seperti Dinifi Clothing, Andienayla, Mouza Shoes, Akademi Langit, dan yang terbaru Madezeine.
Sejak didirikan sejak saat ini, Mouza Indonesia sudah merangkul lebih dari 6.000 agen yang mayoritas terdiri dari kalangan ibu-ibu rumah tangga yang tersebar di seluruh Indonesia dan beberapa negara Asia lainnya.
