Jakarta, Muslim Obsession – Dr. Mohammad Noer yang dalam musyawarah Majelis Syariah dan Pengurus Pusat Parmusi (Persaudaraan Muslimin Indonesia), Kamis (31/1), telah ditetapkan sebagai Wakil Ketua Majelis Syariah untuk menggantikan posisi KH. Abah Roudl Bahar, menyampaikan permohonan maafnya kepada Majelis Syariah dan PP Parmusi karena keberatan menerima amanah tersebut.
Abah Roudl Bahar sendiri ditetapkan sebagai Ketua Majelis Syariah menggantikan Almarhum KH. Syuhada Bahri.
Mohammad Noer merasa dirinya belum pantas mengemban amanah tersebut, seraya menyitir sebuah hadits yang menyatakan bahwa apabila sebuah urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka bersiaplah menunggu kehancurannya.
“Terus terang kalau untuk Wakil Ketua Majelis Syariah, saya merasa belum pantas karena ada hadits tersebut. Tapi saya tetap bersedia sebagai Anggota Majelis Syariah,” ujar Mohammad Noer, Jumat (1/4).
Menurutnya, hingga saat ini beliau masih memegang amanah sebagai Wakil Ketua Umum 2 Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) masa khidmah 2020-2025.
Seperti diketahui, antara Dewan Da’wah dan Parmusi merupakan keluarga besar karena lahir dari rahim yang sama, yaitu kelanjutan perjuangan Mohammad Natsir.
Dewan Da’wah didirikan sebagai gerakan dakwah, sementara Parmusi dibentuk sebagai gerakan politik. Parmusi (Partai Muslimin Indonesia) dibentuk tahun 1967 sebagai gerakan politik yang diharapkan menjadi reinkarnasi Partai Masyumi.
Setelah Pemilu 1971, Parmusi yang meraih 24 kursi DPR RI berfusi ke dalam tubuh PPP sesuai regulasi politik pemerintah pada awal Orde Baru bersama Partai NU, Perti, dan PSII.
Sejak itu Parmusi menjadi ormas Islam pendukung PPP. Namun di masa kepemimpinan Usamah Hisyam yang terpilih menjadi Ketua Umum dalam Muktamar III di Batam, paradigma Parmusi diubah menjadi Dakwah Oriented.
Aktif di kegiatan dakwah, Mohammad Noer juga dikenal sebagai intelektual muslim. Doktor lulusan Ilmu Politik, Universities Sains Malaysia, Penang, Malaysia ini pernah menjabat Sekjen Al-Irsyad Al-Islamiyah dan Ketua Bidang Organisasi Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI).
