Menyoroti Pertarungan di Keluarga Kerajaan Arab Saudi

982
Raja Salman (Foto: Arab News)

Oleh: Hendrajit (Pengkaji Geopolitik)

SEJAK Raja Abdulaziz bin Ibnu Saud, raja Arab Saudi selalu turun-temurun ke adik, bukan ke anak. Mulai dari Raja Faisal, putra sulung, sampai ke raja Salman yang sekarang.

Namun, belum banyak yang tahu, bahwa selain kakak beradik, tujuh putra raja Abdulaziz yang tujuh bersaudara, berasal dari ibu yang sama. Permaisuri Husa Sudairi. Makanya disebut Sudairi Tujuh. Sayangnya, mungkin karena faksi Sudairi Tujuh ini sangat kuat dan tak ada saingannya di internal kerajaan, sekarang antar mereka yang saling bertikai.

Dari ketujuh putranya itu, yang cukup kuat berkuasa di kerajaan adalah keluarga Al-Fahd, Al Sultan, Al Salman dan Al Nayef. Adapun tiga putra lainnya tampaknya kurang begitu kuat menguasai lingkungan kerajaan. Yaitu Pangeran Abdul Rahman, Pangeran Turki II dan Pangeeran Ahmed.

Dengan begitu pertarungan antar faksi di dalam keluarga kerajaan Saudi saat ini, bukan sekadar karena Raja Salman bermaksud mengubah tradisi dengan mewariskan kerajaan kepada putranya, dan bukan ke adiknya. Namun lebih dari itu, harus dibaca sebagai pertarungan dua kubu politik yang tampaknya cepat atau lambat akan melibatkan campur tangan asing.

Ditangkapnya Pangeran Mohammad bin Nayef bin Abdul Azis, putra Pangeran Saud bin Nayef, mengindikasikan adanya pertarungan yang bukan sekadar persaingan pribadi antar anggota klan kerajaan. Lebih dari itu, ada pertarungan berkaitan dengan agenda strategis.

Pangeran Abdulaziz bin Saud bin Nayef saat ini memegang jabatan menteri dalam negeri. Bapaknya, Pangeran Saud bin Nayef, saat ini memegang jabatan gubernur wilayah Arab Saudi Timur. Keduanya sekarang ditangkap.

Raja Salman, dan tentunya putranya, Mohammad bin Salman, memang tidak begitu erat hubungannya dengan Amerika Serikat, khususnya Badan Pusat Intelijen AS (CIA). Sedangkan Pangeran Mohammad bin Nayef menurut informasi memang punya kedekatan khusus dengan CIA. Sejak intelijen Saudi saat itu dipimpin Bandar bin Sultan. Bandar bin Sultan sendiri sempat menjabat Dubes Saudi di AS.

Dari jalinan cerita tadi, tampaknya faksi al Nayef dan faksi al Sultan berada dalam satu barisan menghadapi faksi al Salman.

Kita tunggu episode selanjutnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here