Menjelajahi Jejak-Jejak Keilmuan Usmaniyah

Catatan Perjalanan dalam Turkiye Educational Trip mahasiswa S3 Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta.

381
Para mahasiswa S3 Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta peserta Turkiye Educational Trip.

Oleh: Dr. Saiful Bahri (Kepala Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta)

Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta mengadakan Turkiye Educational Trip. Rombongan ini dipimpin oleh Direktur SPS Prof Dr. Masyitoh yang didampingi oleh sekretaris SPS Prof Dr. Herwina dan Kaprodi Doktor Manajemen Pendidikan Islam Dr. Saiful Bahri.

Delegasi yang berjumlah 40 orang ini terdiri dari 28 mahasiswa S3 yang telah lulus ujian kualifikasi dan sedang menyiapkan bahan-bahan untuk riset persiapan proposal disertasinya.

Kegiatan utama Edi Trip ini adalah melaksanakan seminar internasional manajemen pendidikan Islam yang bertemakan Tantangan Era Disrupsi terhadap Lembaga Pendidikan Islam.

Sejak bulan Agustus lalu para peserta sudah menyiapkan Abstrak untuk seminar ini. Peserta dengan tema-tema kelembagaan langsung dibimbing oleh Prof Masyitoh, sementara dengan tema-tema kurikulum dan metode dibimbing melalui coaching oleh Prof Herwina dan tema-tema SDM serta sarana di-support oleh Dr. Saiful Bahri.

Dari kiri ke kanan: Prof. Dr. Masyitoh, Dr. Saiful Bahri, Prof. Dr. Abaykan.

Pada pertengahan Januari 2023 masing-masing peserta sudah melakukan presentasi daring di Indonesia.

Seminar internasional yang menjadi syarat wajib bagi mahasiswa Doktor MPI kali ini bekerja sama dengan Universitas Ibnu Haldun University (IHU) di Istanbul. Melalui Direktur Sekolah Pascasarjana IHU yang juga sebagai Dekan Fakultas Islamic Sciences, Prof Dr. Bilal Aybakan, para mahasiswa mampu mengambil banyak pengalaman berharga.

Seminar Internasional Manajemen Pendidikan Islam di Istanbul terbagi dalam dua sesi. Sesi Pertama yang merupakan parallel session dilaksanakan di Hotel Park Inn Radisson Istanbul pada tanggal 31 Januari 2023 dengan pemaparan secara luring artikel-artikel yang sudah disiapkan.

Sesi kedua yaitu plenary session dilaksanakan di İbn Haldun Üniversitesi İslami İlimler Enstitüsü yang terletak di kompleks Sulaimaniyah Camii. Delegasi MPI UMJ diterima oleh Prof Dr Aybakan selaku pimpinan sekolah pasca IHU didampingi Prof Dr Ihsan Kahveci guru besar Ilmu Tafsir yang juga merupakan alumni Universitas Al Azhar Mesir.

Sesi plenary ini diawali dengan paparan Prof Masyitoh yang menjelaskan riset-riset para mahasiswa MPI dan memberikan gambaran tentang tantangan Disrupsi Pendidikan.

Sementara itu Prof Bilal Aybakan menyampaikan tentang Urgensi Manajemen Sumber Daya manusia agar lembaga-lembaga pendidikan Islam berkualitas serta mampu menjawab tantangan zaman serta berkompetisi secara global.

Penyerahan cinderamata SPS Ibn Haldun Univerity dan UMJ. Tampak di foto: Dr. Saiful Bahri, Prof. Dr. Masyitoh, Prof. Dr. Herwina (depan), serta kandidat doktor Usamah Hisyam dan Nurhadi (belakang).

Dr Saiful Bahri melengkapi bahwa era disrupsi tidak selalu membawa dampak negatif. Pendekatan antisipatif bisa dilakukan agar sisi dampak positif lah yang lebih dimanfaatkan dalam usaha pengembangan lembaga pendidikan Islam terutama SDMnya. Kemudahan informasi, membangun jaringan, mencari narasumber dan bahan-bahan kajian atau melakukan kajian riset kolaborasi bisa dilakukan di era ini.

Ilkil athroz Arfan mahasiswa Islamic Studies and Minor Philosophy asal Malang juga diberi kesempatan menyampaikan pengalamannya memperoleh beasiswa dari kampus IHU serta keahlian bahasa asing dan kajian keislaman yang didapatkannya.

Demikian halnya yang disampaikan oleh Ana Sulem, mahasiswi lulusan Masters in Basic Islamic Sciences IHU ini menyampaikan pengalaman uniknya mempelajari dan mempraktekka bahasa Arab dan Inggris serta Turki sekaligus.

Para peserta sangat antusias berdialog dengan para narasumber. Acara ini ditutup dengan sesi foto bersama dan penyerahan plakat dan kenang-kenangan.

Para peserta seminar ini rasa sangat bahagia dan mendapatkan spirit keilmuan yang luar biasa. Terlebih pelaksanaan sesi kedua dilakukan di kompleks masjid raya Sulaimaniyah yang dibangun oleh Sultan Sulaiman al-Qanuny.

Tepatnya di Darul Hadits, tempat klasik yang dimodif dengan tetap menjaga keasliannya itu seolah membawa peserta ke lorong waktu di zaman kesultanan Sulaimaniyah. Tempat para ulama hadits melakukan pengaderan dan menyampaikan ilmunya secara tertutup, sebelum disampaikan secara luas di masjid-masjid.

 

Park Inn Radisson Hotel, 2 Februari 2023.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here