Jakarta, Muslim Obsession – Majelis Ulama Indonesia (MUI) memiliki ketua umum baru, yakni KH. Anwar Iskandar, yang akan menjabat hingga 2025. KH. Anwar Iskandar disahkan sebagai Ketua Umum MUI usai disahkan Wakil Presiden sekaligus Ketua Dewan Pertimbangan MUI, KH. Ma’ruf Amin, Jumat (17/11/2023).
Kiai Anwar disahkan setelah MUI menggelar Rapat Paripurna Dewan Pimpinan di Jakarta yang dipimpin langsung oleh KH. Ma’ruf Amin.
“Melalui penetapan sidang paripurna, KH Anwar Iskandar sah menjadi Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia yang baru,” kata Kiai Ma’ruf usai rapat di Hotel Aryaduta, Jakarta, Jumat (17/11/2023).
Kursi Ketua Umum MUI telah kosong sejak KH. Miftachul Achyar mengundurkan diri pada 9 Maret 2022. Kiai Miftach beralasan ingin fokus sebagai Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
KH. Muhammad Anwar Iskandar sebelumnya menduduki jabatan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI. Ia juga menjabat Wakil Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmah 2022-2027.
Mengutip Wikipedia, Kiai kelahiran Banyuwangi, 24 April 1950 ini memiliki rekam jejak yang sangat erat di Nahdlatul Ulama maupun di MUI. Kini ia juga merupakan merupakan pengasuh Pondok Pesantren Al-Amien dan Pondok Pesantren Assa’idiyah, Kota Kediri.
Ayah KH. Anwar Iskandar bernama Kiai Iskandar, sedangkan ibunya bernama Siti Robi’ah Al-Adawiyah. Pada tahun 1975 ia dinikahkan oleh KH. Mahrus Aly (pimpinan Pondok Pesantren Lirboyo saat itu) dengan Qoni’atus Zahro, putri dari pimpinan Pondok Pesantren Assa’idiyah, Jamsaren, Pesantren, Kediri bernama Kiai Sa’id. Pada tahun 1990, ia menikah untuk kedua kalinya dengan Yayan Handayani dari Bogor.
Sejak kecil, Kiai Anwar dididik oleh ayahnya yang kebetulan seorang pendiri Pondok Pesantren Mambaul Ulum di Banyuwangi. Selain mempelajari ilmu agama dan kitab salaf, ia juga menimba ilmu pengetahuan umum di sekolah-sekolah formal di lingkungan pesantren ayahnya sejak tahun 1955 hingga menyelesaikan pendidikan Madrasah Aliyah pada 1964.
Pada tahun 1967, ia menimba ilmu di Pondok Pesantren Lirboyo Kota Kediri selama empat tahun di bawah asuhan KH. Mahrus Aly. Selain itu ia juga pernah mengaji di pondok pesantren lainnya seperti Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Kota Kediri, Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang Rembang, dan lain-lain.
Kiai Anwar yang pernah menjadi Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) utusan Provinsi Jawa Timur pada tahun 1998 ini juga menempuh pendidikan tinggi dan mendapatkan gelar sarjana muda di Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri pada tahun 1969.
Kemudian pada 1970 ia berangkat dari Pondok Pesantren Lirboyo Kediri menuju Jakarta untuk menempuh program sarjana lengkap di UIN Syarif Hidayatullah dengan mengambil Fakultas Adab jurusan Sastra Arab.
Setelah selesai di Jakarta, ia tidak langsung pulang ke kampung halamannya di Banyuwangi untuk berdakwah sebab telah banyak pemuka agama di sana. Pada akhirnya ia memutuskan berdakwah di Kota Kediri. (Fath)