Mengenal Aqil, Sahabat yang Dicintai Nabi

2632

Muslim Obsession – Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dikenal mencintai para sahabatnya. Dikatakan sahabat, karena mereka mengenal dan melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam serta meninggal dalam keadaan beriman kepada Allah ‘Azza wa Jalla.

Mereka inilah yang dikenal sebagai orang-orang yang terlibat langsung dalam perjuangan bersama Nabi menyebarkan agama Islam.

Di antara para sahabat, Rasulullah diketahui sangat mencintai Aqil bin Abi Thalib. Siapakah Aqil bin Abi Thalib?

Aqil adalah kakak dari Ali bin Abu Thalib. Ia anak paman Nabi, Abu Thalib, seorang paman yang menggantikan posisi ayah beliau. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata pada Aqiln bahwa beliau mencintai Aqil dengan dua kecintaan.

Diriwayatkan dari Abu Ishaq, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Aqil bin Abu Thalib, “Hai Abu Yazid, sungguh aku mencintaimu dengan dua kecintaan. Cinta karena kekerabatanmu denganku. Dan rasa cinta karena aku tahu betapa pamanku sangat mencintaimu.” (HR. al-Hakim dalam Mustadraknya 6464).

Seperti Ali dan Ja’far, Aqil juga merupakan putra paman Nabi, Abu Thalib. Aqil merupakan yang tertua dari keduanya. Nama dan nasab Aqil adalah Aqil bin Abu Thalib bin Abdul Muthalib bin Hisyam bin Abdu Manaf bin Qushay. Dia adalah seorang Quraisy dari klan Bani Hasyim. Dan saudara seayah dengan Ja’far bin Abu Thalib dan Ali bin Abu Thalib.

Kun-yahnya adalah Abu Yazid dan ada pula yang mengatakan Abu Isa. Ibunya bernama Fatimah binti Asad bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushay.

Aqil pernah berseteru dengan kaum Muslimin dalam Parang Badr. Ketika itu, Aqil yang belum memeluk Islam berada di pihak kafir yang memaksanya untuk ikut berperang.

Dalam peperangan itu Aqil tertangkap dan ditawan. Ia lalu ditebus pamannya, Abbas bin Abdul Muthalib kemudian kembali ke Makkah dan memeluk Islam sebelum terjadi Perjanjian Hudaibiyah. Ia terus menetap di Mekah sampai kemudian hijrah ke Madinah di tahun 8 H.

Aqil bin Abu Thalib radhiallahu ‘anhu dikenal seorang yang fasih lisannya dan pintar, sehingga orang-orang Quraisy menyebutnya sebagai orang yang paling tahu tentang sejarah Quraisy. Tapi ia tak menyukai gelaran ini. Mengapa? Ia menganggap kalau mengetahui seluk-beluk Quraisy, seolah-olah meridhai kejahatan mereka di masa lalu.

Dulu, orang-orang berkumpul menemui Aqil untuk mempelajari nasab bangsa Arab dan sejarah mereka (ayyamul Arab). Karena sangat menguasai bidangnya, ia terkenal dengan sangat cepat dan tepat dalam menjawab.

Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhuma mengatakan, “Ada empat orang Quraisy yang disepakati ucapannya dalam permasalahan ilmu nasab: Aqil bin Abu Thalib, Mukhramah bin Naufal az-Zuhri, Abu Jahm bin Hudzaifah al-Adawi, dan Huwaithib bin Abdul Uzza al-Amiri,” (Ibnu Abdil Bar: al-Isti’ab fi Ma’rifati al-Ash-hab, 3/1079).

Di akhir hayatnya, Aqil bin Abu Thalib radhiallahu ‘anhu dikabarkan mengalami kebutaan. Ia wafat di masa pemerintah Muawiyah bin Abu Sufyan radhiallahu ‘anhuma di usia 50-an tahun. Ada juga yang mengatakan ia wafat di masa pemerintahan Yazid bin Muawiyah. Ia memiliki rumah yang besar di Baqi dan keluarga yang besar pula. Sampai-sampai dinisbatkan pada mereka Bani Aqil.

Wallahu A’lam.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here