Mengenal Al Kahfi Somalangu, Ponpes Tertua di Indonesia yang dapat Penghargaan 1 Abad NU

505

Jakarta, Muslim Obsession – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menetapkan sejumlah Pondok Pesantren Tua di Indonesia untuk mendapat penghargaan sebagai pondok pesantren yang sudah mengabdi lebih dari satu abad dalam Peringatan Hari Lahir 1 Abad Nahdlatul Ulama (1 Abad NU).

Puluhan nama pondok pesantren tua yang terlampir dalam Surat PBNU No: 471/PB. 03/B.I.03.71/99/01/2023 itu. Penghargaan diberikan dalam rangkaian kegiatan Harlah 1 Abad NU yang digelar PBNU di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, pada Selasa 31 Januari 2023.

Ada 56 pondok pesantren yang mendapat penghargaan, dimana Ponpes Al Kahfi Somalangu, Kebumen menjadi ponpes no 1 yang paling tua di Indonesia karena berdiri sudah lebih dari lima abad. Berikut sejarah berdirinya.

Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu di Desa Sumberadi, Kecamatan/Kabupaten Kebumen ini dirikan tahun 1475 M oleh seorang ulama asal Hadharamaut, Yaman yang bernama Syekh As Sayid Abdul Kahfi Al Hasani.

Tahun dan waktu berdirinya pesantren itu ketahui dari Prasasti Batu Zamrud Siberia (Emerald Fuchsite) yang terdapat di dalam masjid di komplek pesantren. Prasasti batu zamrud warna hijau itu bertuliskan huruf Jawa dan Arab.

Huruf Jawa dengan candra sengkala yang tertulis “Bumi Pitu Ina” menandai tahun berdirinya. Sedangkan tulisan dalam huruf Arab merupakan penjabaran dari candra sengkala tersebut. Angka tanggal yang tertera dengan huruf hijaiyah ialah “25 Syaíban 879 H” atau bersamaan dengan Rabu, 4 Januari 1475 M. Jika angka tersebut benar adanya, pesantren Al Kahfi sudah berdiri sejak 537 tahun silam.

Di usianya yang lebih dari lima abad, pesantren yang hanya berjarak sekitar 1,5 km dari Jalan Raya Kebumen-Kutoarjo itu masih bertahan menjadi pusat pendidikan islamiyah. Dari masa ke masa, pesantren ini menelurkan para ulama besar yang tersebar di nusantara. Bahkan pada masa perjuangan, pesantren Al Kahfi menjadi pusat perjuangan umat Islam dalam melawan penjajah Belanda.

Dengan sejarah panjang yang dimilikinya, Pesantren Al Kahfi memang kaya akan peninggalan historis. Dari sisi bangunan, masih tersisa Masjid Al Kahfi yang berdiri kokoh. Masjid yang berada di dalam komplek pesantren itu masuk dalam daftar bangunan cagar budaya Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jateng. Konon saat dibangun pertama kali, masjid Al Kahfi dibangun dengan atap daun ilalang yang selalu mengeluarkan bau wangi.

Adapun keunikan pada bangunan masjid yang masih bisa dijumpai ialah pada terakota (mustaka masjid yang terbuat dari tanah liat), tertulis angka tahun 1299 Hijriyah atau 1878 Mesehi. Sedangkan pada genteng, terdapat tulisan menggunakan bahasa Belanda ìAboengamar Steen & Pannem Fabriek Sokkaî.

Tidak hanya masjid, bangunan asrama pondok tempat belajar santri, sebagian masih menyisakan bangunan lama. Sebuah rumah panggung yang di bawahnya sekaligus ada kolam-kolam tempat wudlu juga masih dipertahankan. Di pintu rumah panggung tersebut tertulis nama komplek yakni ìPasukan Bangkong Reangî.

Dalam cerita rakyat, Ki Bangkong Reang terkenal dengan kesaktiannya yang selalu membantu memberikan ilmu-ilmu baik ilmu agama maupun ilmu kanuragan. Ki Bangkong Reang merupakan tokoh yang sakti yaitu bisa berubah wujud menjadi katak, kodok dalam menyerang musuh.

Sistem Pembelajaran

Seiring dengan perkembangan jaman, Pesantren Al Kahfi Somalangi dipimpin oleh generasi penerusnya. Saat ini, pesantren tersebut dipimpin oleh KH Afifuddin Chanif Al Hasani atau Gus Afif yang merupakan generasi penerus keturunan ke-16 dan pengasuh pesantren tersebut.

Setidaknya terdapat sekitar 700 santri yang terdiri atas 500 santri putra dan 200 santri putri. Sudah lima abad berdiri, pesantren ini mempertahankan metodologi pembelajaran klasik seperti sorogan dan bandongan. Kitab-kitab yang diajarkan antara ilmu nahwu, shorof fiqih, tafsir Alquran dan hadist. Beberapa kitab fiqih yang diajarkan seperti Safinatun Najah, Fatkul Qorib, Fatkhul Muíin, dan Fatkhul Wahab.

Selain metode klasik, dalam pembelajaran agama pesantren Al Kahfi juga menerapkan sistem klasikal melalui madrasah diniyah (madin). Santri terbagi sesuai tingkatan yakni Ibtida (awal), Wustho dan Uliya. Sebagian proses pembelajaran agama itu dilaksanakan pada sore dan malam hari hingga setelah subuh. Maklum, sebagian besar santri juga belajar ilmu umum baik di SMP Al Kahfi, SMA Al Kahfi, dan SMK Al Kahfi. Sekolah umum yang berada di bawah yayasan pesantren dan lokasi gedungnya juga berada di dalam komplek pesantren.

Gus Afif yang memimpin pesantren itu sejak tahun 1992-1993 tersebut awalnya mendirikan SMK Al Kahfi tahun 1995 dan sekarang berkembang memiliki 12 kelas. Sukses mendirikan SMK, tahun 2003 disusul mendirikan SMP Al Kahfi yang kini memiliki Sembilan kelas.

Baru setelah itu dirikan SMA Al Kahfi yang baru memiliki tiga kelas. Sebagian siswa sekolah tersebut sembari mondok di pesantren, dan sebagian lagi siswa dari sekitar pesantren.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here