Mengapa Terjadi Banyak Bencana? Almarhum Ustadz Arifin Ilham Beberkan 7 Penyebabnya

986
Ustadz Arifin Ilham.
Ustadz Arifin Ilham.

Muslim Obsession – Musibah berupa bencana alam banyak terjadi di sejumlah daerah. Saat ini dibutuhkan bantuan kemanusian dalam berbagai bentuk, baik pakaian, selimut, maupun makanan dan minuman serta lainnya.

Bagi orang-orang beriman, musibah dalam bentuk apapun seyogianya disikapi sebagai ujian sekaligus peringatan dari Allah Ta’ala. Tujuannya agar orang-orang beriman bisa mengevaluasi diri dan terus meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Ta’ala.

Seiring datangnya rentetan musibah tersebut, kita kembali diingatkan dengan taushiyah almarhum Ustadz Arifin Ilham yang membeberkan bahwa ada tujuh penyebab terjadinya bencana.

Pertama, bencana terjadi karena banyaknya orang berbuat maksiat. Hal ini ditegaskan Allah Ta’ala dalam firman-Nya di QS. Yaa Siin ayat 19: “Utusan-utusan itu berkata: “Kemalangan kamu adalah karena kamu sendiri. Apakah jika kamu diberi peringatan (kamu bernasib malang)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampui batas”.

“Kemalangan-kemalangan terjadi, musibah-musibah terjadi, malapetaka terjadi karena dosa kalian kepada Allah,” ungkapnya.

Kedua, karena banyak orang-orang di sebuah daerah yang berbuat zhalim. Almarhum menukil QS. Al-Qashash ayat 59: “Dan tidak adalah Tuhanmu membinasakan kota-kota, sebelum Dia mengutus di ibukota itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman”.

“Anak durhaka kepada orangtua, istri yang berani kepada suaminya, perampok dan pembunuhan di mana-mana. Ini mengundang bala bencana,” tegasnya.

Ketiga, karena kelakuan tangan-tangan manusia. Petunjuk tentang ini terdapat dalam QS. Ar-Rum ayat 41: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.

Keempat, karena para tokoh banyak melakukan kemaksiatan dan kezhaliman. Almarhum Ustadz Arifin Ilham nampaknya menukil QS. Al-Isra ayat 16: “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada Pembesar di negeri itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.”

Dalam potongan video tersebut, dengan suaranya yang lantang almarhum Ustadz Arifin Ilham mengingatkan masyarakat dan para pemimpin Indonesia.

“Dengarkan dengan iman, wahai penduduk Indonesia yang mulia. ‘Bila Kami ingin menghancurkan suatu negeri, Kami perintahkan para tokohnya untuk taat kepada Allah. Tapi mereka berbuat maksiat, tapi mereka berbuat zhalim, tapi mereka khianat kepada-Ku dan kepada makhluk-Ku, maka haklah untuk mereka datang bala bencana. Seperti kaum ‘Ad, kaum Tsamud, kaum Luth, kaum Nuh. Kami hancurkan sehancur-hancurnya,” tandasnya.

“Siapa tokoh itu? Para pemimpin kita, yang bersumpah Al-Quran di kepalanya. Demi Allah! Tidak korupsi, lalu korupsi. Siapa lagi? Hartawan, orang-orang kaya yang dnegan hartanya berfoya-foya. Sombong, maksiat dengan kekayaannya di tengah banyak orang yang menderita. Lalu siapa lagi? Ulama yang menjual ayat-ayat Allah dengan murah!” jelasnya.

Kelima, karena orang-orang shalih atau orang-orang baik diam melihat kemaksiatan dan kemungkaran. Hal ini ditegaskan Allah Ta’ala dalam QS. Al-Anfal ayat 25: “Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya”.

“Takutlah kalian dengan musibah yang tidak hanya menimpa orang yang maksiat, orang yang berbuat zhalim, tapi juga kalian orang-orang shalih. Maka masa bodoh dengan kemaksiatan bukanlah sikap seorang mukmin. Amar ma’ruf dan nahi munkar adalah amalan cerdas,” ungkap almarhum.

Keenam, bencana datang justru karena merupakan rahmat dari Allah Ta’ala. Karena peringatan yang Allah hadirkan bertujuan untuk menghadirkan mahkamah kesadaran kepada setiap orang beriman. Almarhum Ustadz Arifin Ilham mengajak orang-orang beriman untuk membaca dan mentadabburi QS. Al-Baqarah ayat 155, 156, dan 157.

Ketujuh, ada yang bertanya kepada beliau, lalu bagaimana dengan orang yang maksiat tapi selamat? Mereka tenang-tenang saja, bahkan orang yang berbuat zhalim malah sukses. Di mana keadilannya?

Almarhum kemudian menukil QS. Hud ayat 15-16: “Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan”.

“Mereka tidak secuilpun mendapatkan kenikmatan. Malah nikmat di dunianya menjadi bahan bakar, adzab untuk dirinya. Itulah istidraj. Lalu apa sikap kita sekarang? Orang beriman menjadikan peristiwa apapun sebagai jalan untuk mendekatkan dirinya kepada Allah,” tandasnya. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here