Memasuki Era #MO: Awas Gagal Paham!

2410

Muslim Obsession – Saat ini kita telah memasuki era #MO. Di mana semuanya tak lepas dari mobilisasi dan orkestrasi. Sang penulis buku ini, Profesor Rhenald Kasali memberi judul #MO: Sebuah Dunia Baru yang Membuat Orang Gagal Paham.

Memang tak bisa dipungkiri, menurut pendiri Rumah Perubahan itu, setiap ada penemuan baru yang meluas, selalu ada yang gagal paham. Untuk itu buku ini hadir di tengah-tengah Anda dalam rangka memberikan penjelasan detail agar kita tak sampai gagal paham.

Gagal paham ini juga pernah terjadi sejak dulu, saat Copernicus menemukan bahwa pusat tata surya adalah matahari, bukan bumi. Maka Copernicus habis di-bully dan nyaris dihukum mati.

Itu di era lama, di era sekarang juga masih terjadi. Seperti halnya saat muncul ridesharing dengan ojek online atau taksi online, sebagian regulator pun sempat menghadang dan melarang, sampai akhirnya mereka sendiri ikut menikmatinya setelah terjadi perang mobilisasi.

Hari-hari ini kita mengalami perubahan yang sangat dasyat, yakni terjadi gelombang besar disruptif saat teknologi berubah begitu cepatnya.

Dulu, penguasa aset besar dengan kaki-kaki raksasanya sangat kukuh menguasi setiap jengkal ekenomi, sekarang sudah tidak berlaku lagi dengan adanya dukungan dari Super Apps.

Inilah #MO, sebuah era ketika raksasa-raksasa baru membangun peradaban digital dengan mobilisasi dan orkestrasi. Sekarang kita cukup berbagi peran, akses, dan jejaring, bukan dengan memiliki semuanya.

Rhenald Kasali juga menyebutkan, bahwa siapa sangka misalnya ketika ada gerakan menyayangi binatang langka di negara-negara maju bisa “dipakai” untuk menghadang produk turunan dari minyak sawit Indonesia berdasarkan kajian Rhenald dan timnya.

Belum lagi, sadarkah kita bahwa akhir-akhir ini banyaknya kecenderungan terjadinya upaya-upaya mobilisasi yang ada di sekitar kehidupan kita ini. Salah satu contohnya ketika Alibaba memobilisasi hari belanja para jomblo setiap tanggal 11-11. Alibaba memoblisasi pasar besar-besaran untuk melayani mereka yang terabaikan karena kesendirian, sehingga menjadi jomblo tak berarti kesepian. Mereka bisa menghadiahi diri sendiri pada hari single itu. Hasilnya, penjualan para pelapak senilai USD1 miliar tercapai hanya dalam satu menit dua puluh lima detik pertama, atau USD30,8 miliar dalam waktu 24 jam.

Atau Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas memobilisasi dan mengorkestrasi kebudayaan dan ASN-nya. Sang Bupati memobilisasi masyarakatnya untuk terlibat dalam 99 event kebudayaan sepanjang tahun 2019 dalam program pariwisata. Antara lain adalah pertunjukan kolosal tarian Gandrung Sewu yang melibatkan 1.200 orang pelajar. Hasilnya, dari hanya dikunjungi 5.000 orang turis sepanjang tahun (2006), pada 2018 setiap harinya ada 1.200 pengunjung yang datang melalui Bandara Banyuwangi saja (hal 8).

Kunci dari keberhasilan semua mobilisasi tersebut ada pada #MO. Lantas apa arti #MO menurut penulis?

Tagar atau hastag (#) adalah simbol yang banyak digunakan di media sosial untuk mempermudah pencarian yang berakibat suatu pesan tersebut luas. Tagar bermunculan dengan maksud menciptakan sesuatu yang hype. Naum, bisa juga terselip niat-niat untuk mendapat keuntungan dengan menjatuhkan. Mulai dari tagar #JusticeforAudrey, #UninstallX, #Metoo, hingga #Singlesday.

#MO merupakan pendekatan baru dalam industry berbasir Revolusi Industri 4.0 dengan 6 pilar (Internet of Things (IoT), Cloud Computing, Big Data Analytics, Artificial Intelligence, Super Apps, dan Broadband Infrastructure). Dengan begitu manusia saling melakukan mobilisasi dan orkestrasi. Dalam era hyperconnected, tidak diperlukan kehebatan luar biasa, cukup keterampilan mobilisasi (Anatomi, Bauran Mobilisasi Online, SHARE dan 5 elemen penggerak jari).

Lima elemen penggerak jari merupakan elemen yang membuat netizen tergerak atau termobilisasi untuk melakukan aksi nyata. Lima elemen tersebut adalah magnitude, proximity, drama, konflik dan ketokohan.

Berikutnya adalah SHARE. SHARE merupakan bauran mobilisasi online yang membuat opini-opini tertentu berubah menjadi gerakan massa yang berpengaruh, viral, dan berhasil yang juga didukung dengan resources, alogaritma, dan keterlibatan para tokoh. SHARE merupakan singkatan dari Story, Hype, Actionable, Relevant, dan Emotional.

Buku ini setidaknya bisa menjawab kegalauan banyak orang tentang cepatnya perubahan dan kemajuan teknologi saat ini. Barangkali penting menyimak pesan dari penulis, bahwa jika Anda ingin tetap kokoh berdiri di tengah derasnya arus disrupsi, Anda mesti pelajari dan kuasai strategi yang menjadi ruh dari New Power, yakni Mobilisasi dan Orkestrasi. (Way)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here